>3<

1.3K 98 4
                                    

Vote? Bolehkan
Ada typo? Bilangin atuh

~~~~~~

Alana melangkahkan kaki menuju gerbang sekolah. Alex tidak bisa menjemput nya karena urusan mendadak, tapi dia menyuruh salah satu pengawal nya menjemput Alana. Tapi Alana menolak, dia mau coba leluasa dengan dunia luar. Dan salah satu nya, naik kendaraan umum.

Alana pernah naik kendaraan umum, tapi bukan di negara ini. Melainkan negara lain, itu juga karena kepepet. Dia dan beberapa anggota nya sempat kabur dari kejaran. Dan akhir nya menaiki salah satu kendaraan umum yang penuh.

Alana sedikit merasa senang saat itu. Karena sebelum nya dia tidak pernah naik kendaraan umum. Dia keseringan naik mobil atau motor nya sendiri.

Sebetulnya dia belum siap bergaul dengan kehidupan bebas seperti ini. Tapi dia mau mengubah diri nya menjadi lebih baik.

Buk

Alana sedikit tersentak saat tiba-tiba ada bola basket melayang di hadapan nya.

Dia mengerjab-ngerjab-pelan dan menoleh ke kiri, pria berpakaian baju putih celana abu-abu. Baju nya keluar dari celana nya, rambut nya basah karena keringat. Membuat nya... berantakan.

"Lo gak kena 'kan?" Tanya datar.

"Lapangan ada garis nya. Keluar garis? Mending gak usah main." Balas Alana dingin.

Alana melanjutkan langkah nya meninggalkan pria itu dengan sedikit mengerutkan kening.

"Anak baru." Gumam nya pelan.

Tapi Alana bisa mendengar nya sedikit. Dia mengabaikan nya dan melanjutkan langkah nya menuju gerbang.

"Baru pulang neng?" Tanya Pak satpam.

Alana mengangguk ragu dengan wajah bingung nya.

"Atuh nggak usah terlalu kaku gitu neng. Kata si burung Elang mah, santai aje." Kata Pak satpam sedikit terkekeh.

Alana mengerutkan kening nya. Kemudian dia mengerjab-ngerjab pelan. Dia tersenyum tipis. "Saya permisi Pak."

"Atuh neng. Senyum kecil aja udah keliatan cakep, apa lagi senyum nya lebar kayak tampah mpo Iyem." Gurau Pak satpam.

Alana melangkahkan kaki nya mengabaikan ucapan Pak satpam tadi.

Dia celingak-celinguk mencari kendaraan umum yang lewat, tapi hanya kendaraan biasa yang kebanyakan lewat.

"Angkot lagi nggak narik."

Alana tersentak saat mendengar suara itu. Alana menoleh ke belakang, terdapat satu cowok dengan kaca mata minus nya. Tapi bisa di liat kalau dia bukan cowok cupu.

"Kenapa?" Tanya Alana datar.

"Tadi pagi ada demo. Angkot boleh narik lagi besok pagi." Kata nya.

Alana mengangguk mengerti. Dia menoleh ke kanan kiri. Haruskah dia jalan kaki? Dia punya banyak kendaraan, tapi harus jalan kaki?

Dia menghembuskan nafas nya pelan. Dia tekat untuk jalan kaki walaupun kelihatannya akan cape.

Dia mau merasakan jadi orang biasa seperti yang lain nya. Jadi dia memutuskan jalan kaki.

"Lo anak baru?" Tanya lagi.

Alana mengangguk tanpa menengok.

"Gue Refan." Ucap nya memperkenalkan diri.

"Alana." Balas Alana. "Gue duluan."

Tanpa menunggu balasan Rafan. Alana melangkah duluan meninggalkan Rafan yang masih diam.

My name is          ALANATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang