>27<

325 30 1
                                    




"Bin. Lo sadar gak sih kalo Alana berpengaruh besar buat sekolah." Kata Anggun dengan antusias.

"Apaan nya?" Tanya Bina menatap bingung Anggun.

"Yaaaa kayak Alana tuh yang punya sekolah."

"Mungkin."

"Mungkin?" Ulang Anggun bingung.

"Lo gak liat keluarga nya?"

"Kenapa sama keluarga nya?" Tanya Anggun polos.

"Ck, kok bisa gue temenan sama lo." Kata Bina mendecak malas.

Anggun mengumpat pelan dan menatap Bina malas. "Lo sama nya bodoh! Sikap polos nan lugu lo waktu itu bikin gue sama Alana sering mengumpat! Sadar gak lo?!"

Bina mengerjab-ngerjab dan langsung tersenyum malu mengingat bagaimana dirinya waktu itu.

Sedangkan Anggun jadi emosi dan membuang muka ke arah tempat lain.

Sedangkan di sekeliling nya banyak yang memperhatikan mereka. Pasalnya mereka cantik mau aja masuk kedai yang usang, belum lagi merek seperti kelihatan kaya. Jadi wajar banyak orang heran.

"Gun, lo udah dapet kabar Alana?" Tanya Bina yang baru selesai minum.

Anggun jadi menoleh ke Bina dan langsung menggeleng. "Udah sebulan tuh anak nggak ada kabar."

"Sekolah di tinggal, kita pun bahkan di tinggal. Ck." Decak Anggun.

"Gue makin yakin kalo tuh sekolah punya bapaknya." Tambah nya.

Bina hanya memutar mata nya malas karena Anggun yang masih belum mengerti. Saat ingin membuang muka tanpa sengaja mata nya menatap orang yang baru masuk dari arah pintu. Bina menahan napas saat orang itupun membalas tatapan nya.

Tapi hanya beberapa saat sebelum Bina membuang muka lagi untuk tidak menatap nya. Sedangkan Anggun yang lagi asik meminum langsung tersentak saat orang yang tadi di tunggu tunggu datang juga.

"Hai Tofan." Sapa Anggun riang. "Sini lo."

Tofan memutar mata nya malas saat mendengar nada perintah dari Anggun. Sedangkan Bina hanya diam dan membuang muka ke arah lain.

"Ada apa nyuruh gue ke sini?" Tanya Tofan seraya duduk di antara mereka.

"Sebetulnya nggak ada urusan sih. Hanya saja kita berdua bete makan nya ngajak lo, sekaligus supaya nggak di bilang kita pacaran." Ada nada kesal saat Anggun mengucapkan kalimat terakhir.

Tofan terkekeh pelan. "Nggak ada Alana hidup lo berdua kayaknya berbeda ya."

"Hooh. Tuh anak belom ada kabar." Katanya melanjutkan makan kentang. "Eh bentar, gue ke toilet dulu."

Setelah mengucapkan itu Anggun langsung lari, Bina yang sempat mau bilang ikut jadi tak sempat keran Anggun langsung lari.

Dan tinggal lah mereka berdua dengan keadaan canggung.

"Bi." Panggil Tofan.

Bina langsung menahan nefas beberapa saat sebelum bernafas lagi secara gugup.

"Gue udah bilang, hubungan kita udah berakhir, Fan. Dan jangan panggil gue, Bi atau Serabi." Kata Bina dengan datar.

"Lo beneran nggak ada niatan buat ngembalin ini semua?" Tanya Tofan yang masih berusaha dua minggu yang lalu.

"Fan, plis jangan paksa gue lagi. Gue bilang hubungan kita udah berakhir."

"Apa ini gara-gara Anggun?" Kata Tofan yang masih berbicara lembut.

"Ini.semua.nggak.ada.hubungannya.dengan.Anggun." Bina menekan semua kata yang di bicarakan nya dengan kesal.

My name is          ALANATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang