>21<

522 45 1
                                    

Typo? Bilangin
~~~~~~~~~~~~~~

Vano tersenyum kecil pada Ken yang sedang menceritakan salah satu teman nya. Dengan ekspresi berlebihan.

"Dia galak Ka. Masa tangan Ken gigit cuma karena Ken cubit pipi nya." Oceh Ken dengan wajah gemas nya.

"Dia cantik?" Tanya Vano menggoda.

Ken mengerjab-ngerjab. Kemudian mengangguk dan menggeleng. "Gak tau juga. Tapi katanya banyak yang suka sama dia, karena.... emmmmmmm dia itu tembem, kalo di cubit pasti pipinya merah, jadi Ken suka cubitin dia sampe nangis."

Vano tersenyum tipis. "Nama nya siapa?"

"Gebrilia Putri Permata." Jawab Ken antusias.

"Apal amat namanya." Celetuk Vano heran. Padahal namanya aga sedikit susah untuk bocah seperti Ken.

Ken mengangguk. "Namanya cantik."

Vano manggut-manggut. "Gebrilia. Em, emang cantik. Tapi kalo sama Kenneth gak cocok."

Mata Ken membesar. "Apaan nya?!"

"Coba aja kamu pikir. Gebril, Kenneth. Gak cocok banget kan?" Tanya  Vano.

Ken menggeleng keras. "Cocok kok! Gebril, Kenneth. Cocok cocok aja."

Vano menaikan alisnya heran. "Emang kalo cocok, ada pengaruh nya sama kamu?"

Ken mengerjab-ngerjab sadar. "Iya ya."

"Vano."

Vano mengangkat kepalanya melihat Alex yang baru turun dari tangga dengan angkuh nya.

"Om."

Mata Alex menatap Ken yang lagi menunduk seraya memasang wajah bingung. "Kamu kenapa, Ken?"

"Hah? Kenapa, Pah?" Tanya Ken bingung.

"Sana balik ke kamar kamu. Tidur siang."

Ken mengangguk dan berlari menuju kamar nya di ikuti beberapa palayan.

"Duduk aja, Van."

"Ah, iya Om."

Setelah keduanya duduk. Dengan Alex yang duduk di bangku single dan Vano di bangku pajang.

"Tumben ke sini?" Tanya Alex.

"Ada yang mau saya omongin sama Om."

"Oh ya? Apa itu?"

"Beg-"

"Tunggu! Kamu sedari tadi belum di sediakan minum Van? Astaga. Pelayan!" Alex sedikit melirik pelayan yang tak jauh darinya.

"Maaf Tuan. Saya akan mengambilkan nya." Kata salah satu pelayan itu takut dan segera undur diri.

Vano mengerjab-ngerjab kemudian menoleh pada Alex. "Nggak perlu repot-repot Om. Saya ke sini bukan untuk minta minum kok."

"Ya setidaknya. Kamu 'kan tamu, Van. Masa gak sediakan apa-apa. Percuma dong saya punya perusahaan di mana-mana tapi ngasih tamu minum doang harus tanya dulu." Balas Alex dengan bangga nya.

Vano yang melihat kepercayaan diri tentang perusahaan nya itu hanya tersenyum kecil.

"Oh. Tadi kamu mau apa?" Tanya Alex yang baru ingat pembicaraan.

"Saya ke sini mau minta restu Om tentang hubungan saya dan Alana."

"Wah, bagus itu."

Vano mengangguk. "Dan saya ke sini juga mau memberi tahu Om. Jika saya akan mengadakan acara tunangan saya dan Alana."

My name is          ALANATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang