>5<

1.2K 86 4
                                    

Vote nya boleh la
Komen nya keluar kalo ada typo ya

~~~~~~~~~

Alana mengeluarkan mobil nya dari sekolah. Dari dia di keluarkan dari kelasnya, dia memang tak niat untuk kembali. Yang pada akhir nya dia pergi, tujuan nya mencari ketenangan.

Bina yang di kelas mulai gelisah. Sudah se-jam yang lalu Alana meninggalkan kelas, guru yang tadi mengusir Alana pun di panggil ke ruang kepala sekolah entah karena apa. Hingga meninggalkan kelas ini jadi free.

Saat Bina menanyakan pada siswa yang lain dia mendesah kecewa saat mendengar jawaban nya. Ternyata Alana sudah pergi dari sekolah. Iya memang, Alana sudah terkenal di sekolah ini. Sebetulnya Bina sedikit heran, kenapa Alana semena-mena di sekolah ini? Kenapa dia seperti yang punya sekolahan ini? Masih banyak yang pertanyaan yang ingin Bina tanyakan pada Alana.

"Tuh anak demen banget ngilang, pake jurus naruto kali." Dumel Bina kesal.

¤
¤
¤
¤

Alana keluar dari mobil nya saat sampai di tempat yang di tuju, tadi dia sempat meminta bantuan mbah google. Tapi dia mengurungkan niat nya, dan pada akhir nya meminta bantuan teman nya. Dan dia di sarankan untuk ke pantai. Alana sebetulnya sedikit ragu, tapi nggak ada salah nya untuk mencoba. Dan di sinilah ia berada.

Angin berlalu lalang dan suara ombak juga mengisi kesunyian siang ini. Matahari di atas sana tak terlalu terik.

Rambut Alana terus mengikuti angin yang membawa nya. Kaca mata hitam sudah di pakai. Dia juga bersandar pada depan mobil nya sebagai tahanan untuk duduk.

Wanita dengan rok abu abu itu masih diam mengamati ombak di laut sana. Sesekali ada burung yang lewat. Pantai ini sepi, seperti nya memang jarang ada yang ke sini.

Brem

Brem

Alana tak sedikitpun bergeming, dia sudah tau siapa yang akan datang.

Pria dengan baju santai nya keluar dari mobil dan dan menghampiri Alana. Niat nya mau memeluk Alana tapi di urungkan niat nya, karena akan tau apa pilihan dari nya karena menyentuh sembarangan.

Jangan salah, dia dulu pernah merasakan nya. Cuma karena dia menarik tangan Alana untuk salaman dengan paksa, tapi Alana malah memberi pilihan 'mau patah atau nggak ada sama sekali?' Mengingat itu, dia bergidik ngeri. Bayangkan? Tangan nya mau di bikin hilang dari tempat nya?

"Bagus kalo lo masih inget ucapan gue."

Secara tiba-tiba Alana membuka suara, pria itu tersenyum kikuk mendapat teguran seperti itu.

"Hehe...iya. Gue 'kan bukan orang pelupa, Alana." Balas nya. "Eum... jadi beneran lo akan tinggal di sini?"

"Keliatan nya?" Tanya balik Alana.

Pria itu menghembuskan nafas nya. Dia menghadap pantai dan menaruh tangan nya di kantung celana, berlaga cool. Tapi percuma, seganteng apapun dia, Alana tidak akan terpikat oleh nya.

"Jadi nih nanti malam ikut ke tempat gue?" Tanya nya.

"Em."

Smith. Nama pria itu, tubuh sempurna, mampu membuat para wanita langsung tergila-gila padanya, apa lagi dia orang nya ramah.

"Mau gue jemput?" Tanya Smith menggoda.

Alana melirik dan membuka kaca mata nya, dia memutar mata nya malas melihat Smith yang terus menggoda nya.

Bukan hal aneh bagi Alana tentang Smith menggoda nya, bahkan dia muak dengan semua omongan Smith.

Tapi Alana tetaplah Alana, dia bukan cewek gampangan yang sering di goda langsung meleleh. Bahkan, dia sangat berterima kasih pada Smith. Akibat gombalan yang tidak jelas bagi Alana membuat nya terjaga dari pria-pria yang sering menggoda nya.

My name is          ALANATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang