>23<

458 38 5
                                    

Typo? Bilangin
~~~~~~~~~~~~~~

Alana menghembuskan nafas nya saat melihat Bina masih setia duduk di makam orang tua nya. Makam nya sudah sepi, tinggal Alana, Bina dan Anggun.

Alex dan Hana tadi ikut memakamkan Nando, tapi langsung pulang. Karena Hana masih rentan akibat kandungan nya.

"Bin, udah ya jangan nangis." Kata Anggun sambil mengelus punggung nya.

Tak ada jawaban.

Alana mengendus. "Bin, banyak nyamuk."

Anggun menoleh dan menatap Alana tajam. "Baru nyamuk belom cacing!"

"Cacing mana gigit, goblok." Gumam Alana tajam.

Anggun melengos dan memilih untuk menatap Bina yang masih diam.

"Bin." Panggil Anggun lembut.

"Cih, sok lembut." Sinis Alana.

Anggun hanya menghela nafas sabar mendapat ucapan Alana yang selalu pedas padanya.

"Gue udah inget semuanya."

Alana dan Anggun sama-sama tersentak mendengar Bina yang membuka suara.

"Maksud lo?" Tanya Anggun bingung.

Sedangkan Alana hanya diam terpaku mendengar itu semua. Alana sangat paham mendengar kata itu.

"Nyokap gue juga meninggal karena tembakan. Dan itu tepat di depan mata gue." Gumam nya pelan.

Anggun masih bingung, kemudian tersentak karena pundak nya di sentuh Alana.

Ia menoleh dan menatap Alana yang menunjukan wajah datar nya. Tapi bukan itu, Anggun menatap ada rasa khawatir di matanya.

"Kita pulang." Gumam Alana pelan.

"Gue mau di sini, Al." Balas Bina.

"Pulang, Bin." Kata Alana masih dengan intonasi datar.

"Gue gak mau."

"Bin."

"GUE GAK MAU!" Bentak Bina kesal.

Alana tersentak begitupun Anggun yang berada di dekatnya langsung memegang dada nya.

"Hiks...... gue mau di sini. Siapa tau Papah hidup lagi." Isak Bina.

Anggun melengos begitu saja mendengar kata terakhir. Yang kemudian dapat umpatan dari Alana.

"Lo sedih boleh, begonya jangan." Kata Anggun kesal.

"Emang udah bego dari sononya." Celetuk Alana.

Bina hanya mengendus dan kembali meredakan tangis nya. "Kalian bukan nya nenangin gue, tapi malah bikin gue kesel."

"Gue cuma bicara jujur." Kata Alana acuh.

Anggun hanya mengangguk menyetujui ucapan Alana.

"Ck, dah ah. Gue mau pulang." Kata Alana mulai melangkah.

"Woy!" Panggil Anggun kesal. Kemudian menoleh pada Bina yang masih mengelap hidung nya. "Lo masih mau tetep di sini?"

Bina menoleh. "Lo mau pergi juga?"

Anggun mengangguk. "Bulu kuduk gue mulai merinding." Bisik nya.

Bina menatap Anggun dalam, sampai dirinya juga ikut merinding.

"Udah ah, gue mau nyusul Alana. Bay, gue tunggu di mobil." Kata Anggun dan mulai beranjak.

Bina diam lama kemudian menoleh pada Anggun yang mulai melangkah jauh. "Cih, punya temen begitu."

My name is          ALANATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang