Vote? Boleh lah
Typo? Bilangin~~~~~~~
Alana berjalan menuju kamar nya di lantai tiga bersebelahan dengan kamar Ken.
Dua jam lalu mereka sampai di Indonesia. Dan senang nya bukan main saat Ken menginjakan kaki nya di bandara.
Alana tau, dia lahir di Indonesia. Tapi semenjak kemahiran nya dalam bela diri, Alex langsung membawa nya keliling negara.
Bukan hanya main, tapi Alana menyelesaikan tugas dari Alex.
"Kak Al."
Tangan Alana berhenti saat Ken baru muncul dari kamar nya.
"Kenapa?" Tanya Alana saat melihat Ken celingak-celinguk.
"Aku cari Papah Mamah." Jawab Ken.
"Papah lagi pergi. Mamah lagi di dapur." Kata Alana datar.
"Kakak nggak makan dulu?" Tanya Ken.
"Nggak, kamu sana sama Mamah."
Ken mengangguk dan langsung lari ke arah tangga. Alana tidak menghawatirkan Ken jatuh, karena setiap sudut, ada bodyguard yang menjaga keamanan.
Alana memasuki kamar nya dan pandangan nya langsung menjelajah. Kamar nya masih sama seperti sepuluh tahun yang lalu.
Tidak ada yang berubah. Warna tembok nya, kasur nya, bahkan seperti tidak ada yang bergerak sedikitpun.
"Bagus."
Gumaman itu seperti bisikan pelan. Dia melangkahkan kaki nya menuju tempat duduk dekat jendela.
Sedikit berbeda. Tapi tidak mengurangi keindahan nya. Dia tersenyum kecil, melihat Ken sedang kejar-kejaran dengan pelayan nya.
Alana bahkan sempat iri, dia jarang bisa seperti itu. Hidup nya selalu di kekang. Hanya beberapa jam dia merasakan masa kecil nya setiap hari, dan jam lain nya di gunakan untuk latihan dari Alex.
Tok
Tok
Alana menoleh ke arah pintu. Pintu nya memang tidak di tutup dan terlihat satu wanita yang cukup muda dari pelayan lain nya. Mungkin berpaut berapa tahuan di atas Alana.
"Ada apa?"
"Nyonya memanggil Nona." Ucap nya hati-hati.
Saat Alana sampai di rumah ini, semua pelayan sudah bisa melihat seperti apa sosok Alana. Dan mereka juga sering mendengar ucapan pelayan atau bodyguard yang berjaga di sana. Alana tuh baik, tapi auranya yang bikin takut. Apa lagi tatapan Alana saat sedang marah.
"Nanti saya ke bawah." Balas Alana.
Pelayan itu mengangguk dan beranjak pergi. Alana menganti pakaian nya dengan celana pendek dan baju oblong yang kebesaran.
Langkah nya menuju Hana yang lagi sibuk dengan cake nya. Tanpa di suruh duduk, Alana langsung duduk di bangku single. Itu memang kebiasaan nya.
"Al, samping Mamah masih lega banget loh. Kok malah duduk di situ sih." Decak Hana sebal.
"Sama-sama duduk 'kan?" Balas Alana.
Hana menghembuskan nafas nya lelah. "Mana Smartphone kamu?"
Alana mengerutkan kening nya. "Buat apa?"
"Ada aja. Pokok nya mana?"
"Kamar."
Hana lagi lagi menghembuskan nafas. Dia menengok ke arah salah satu pelayan. "Tolong ambil 'kan Smartphone Alana di kamar nya."
"Baik nyonya."
KAMU SEDANG MEMBACA
My name is ALANA
Teen Fiction"Saya mohon...... ampuni saya..." "Dengan melepaskan mu?" "Saya....mohon.." "Ck, sudahlah pak tua. Anda tidak cocok seperti itu, kemana kepercayaan dirimu? Sudah hilangkah dengan berhadapan dengan ku?" "Saya akan lakukan apapun yang anda mau, jika a...