Typo? Bilang
~~~~~~~~~
Alana bangun dengan badan yang sedikit sakit. Bagaimana tidak? Dia tidur di sofa dengan posisi sedikit duduk. Hingga badan nya menjadi membungkuk.
Dilihat nya jam yang menunjukan pukul 06.55
Dia menguap kecil dan merentangkan kan tangan nya. Kemudian berdiri, di tatapan nya tampat yang sama seperti semalam.
Matahari sudah muncul dan menampakan sinarnya. Jalanan sudah macat akibat banyak kendaraan. Suara klakson sudah terdengar berulang kali.
Ah, sudah biasa jika pagi dan sore dengan suasana seperti ini.
Banyak yang berangkat kerja bahkan sekolah.
Eh? Sekolah? Ah, Alana baru ingat, jika ia juga harus sekolah.
Alana melangkahkan kaki nya menuju kamar mandi, tapi sebelum itu, dia menoleh lagi pada langit, masih ingat kejadian malam. Di mana ada letusan kembang api tiba-tiba muncul.
Dia menggeleng pelan, mungkin orang lain sedang mengadakan sesuatu, pikir Alana.
~ ~ ~ ~ ~ ~ ~
Tak lama kemudian dia sudah keluar dari kamar mandi dengan rapih. Ralat, tidak bisa di bilang rapih.
Baju yang di keluarkan dari rok nya, dasi yang tidak terpakai dan sepatu dengan kaus kaki di bawah mata kaki. Belum lagi rambut yang di gulung asal. Membuat dia.......seperti anak badung.
Kemudian dia keluar dari kemar, dan sudah di kaget kan dengan Bina yang juga baru keluar dari kamar sebelah.
"Anjir Alana! Lo kenapa nggak bangunin gue?! Argh! Telat nanti sekolahnya!" Ricaunya tak jelas dan langsung memasuki kamar lagi.
Alana mengerutkan kening tak mengerti, kemudian berjalan ke sofa dan menungggu Bina.
Tak sampai sepuluh menit, Bina sudah rapih dan kalang kabut karena takut telat.
"Al, ih cepetan! Ntar telat!"
Walaupun sudah berada di dalam mobil, tetap saja kepanikan Bina masih tersisa.
"Kalem, lima menit lagi." Sahut Alana yang masih fokus menyetir.
"Iya lima menit lagi bel masuk!"
Alana memutar mata nya malas, biasanya juga hampir selalu telat jika berangkat sekolah, tapi tak ada yang berani menegurnya.
Empat menit kemudian~~~~
"Lo mau bikin mati gue, Al?!" Tanya Bina saat Alana mematikan mesin nya.
Alana menghembuskan nafas nya. Selalu aja salah di mata Bina.
"Lo yang bilang ngebut!" Tajam Alana.
"I...iya, tapi lo mau bikin gue mati?!"
"Masih idup 'kan?" Tanya Alana yang sudah keluar dari mobil nya di susul Bina.
"Kayaknya udah telat deh." Keluh Bina.
"Ketauan udah telat, tapi masih aja santai." Cibir Alana seraya meninggalkan Bina.
"Ck, tunggu kek!"
Koridor yang sudah lumayan sepi membuat ketakutan Bina bertambah.
"Woy!"
Bina sedikit tersentak, kemudian menoleh ke kiri, melihat salah satu murid kelas nya menghampiri.
"Tofan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
My name is ALANA
Teen Fiction"Saya mohon...... ampuni saya..." "Dengan melepaskan mu?" "Saya....mohon.." "Ck, sudahlah pak tua. Anda tidak cocok seperti itu, kemana kepercayaan dirimu? Sudah hilangkah dengan berhadapan dengan ku?" "Saya akan lakukan apapun yang anda mau, jika a...