Typo? Bilangin
~~~~~~~~~~
Alana tersentak saat merasakan seseorang memeluknya dari belakang.
"Jangan di sikut, Lan. Sakit." Gumam Vano.
"Ck, ngapain peluk peluk sih?!" Tanya nya risih.
"Besok gue pergi." Katanya lirih.
"Terus?"
"Dua minggu ke LA."
Alana masih tidak bergeming dan menunggu Vano melanjutkan ucapan nya.
"Otomatis tunangan kita di undur."
"Ya terus kenapa?" Tanya Alana bingung.
Vano berdecak kesal, dia membalik Alana hingga mereka saling menatap.
"Lo ga sedih gitu gue tinggal?" Tanya Vano memicingkan matanya.
"Biasa aja tuh." Balas Alana santai.
'Sabar Van. Lo tau sendiri, Alana itu sikap nya emang gini.'
"Setidaknya lo......gak takut gue selingkuh atau apa gitu?"
"Bukan nya gue udah gue pernah jelasin ya?" Tanya Alana.
"Jelasin apa?"
"Ck, pelupa dasar!" Alana mendorong Vano hingga bereka berjauhan.
"Gue udah bilang kan. Gue belum tau siapa pemilik hati gue Al. Dan......soal cinta. Gue rasa itu belum tumbuh."
Vano mengerjab pelan. Kemudian tersenyum kecil.
"Jadi? Selama ini lo anggap gue itu apa si Lan?" Tanya Vano.
"Entah. Kadang bisa di bilang penganggu, sama kayak Bina."
'Penganggu ya?'
"Lo mau hubungan kita gini terus?"
"Apaan nya?" Tanya Alana bingung.
"Hubungan tanpa setatus? Lo gue ajak pacaran gak mau. Nikah juga gak mau, tunangan mau nggak mau nggak. Gue butuh kepastian, Lan."
Alana tersenyum tipis. "Apa yang lo rasa saat di dekat gue?" Tanya Alana.
"Lan, jangan meg-"
"Gue gak mengalih kan. Tapi gue bertanya, Al."
Vano menunduk dan menghela nafas nya. Dia mengakat kepalanya dan menatap Alana lembut.
"Gue gak tau, Lan. Gue nggak tau apa yang gue rasain. Karena saat natap lo, semua seakan berhenti. Dan saat gue sama lo, gue gak pernah mau waktu berputar. Gue cuma mau lo, Lan. Kebahagiaan gue, matahari gue. Semua itu hanya ada di lo, Lan. Gue mau lo jadi milik gue, tanpa ada siapapun, Lan.
"Lo tau gue siapa, Al. Gue bukan cewek baik. Gue bukan cewek sepurna, gu-"
"Lo kira gue apa? Cowok sempurna? Nggak Lan. Gue hanya cowok pendosa yang lagi nyari cahayanya."
"Dan itu bukan gue, Al."
"Itu lo, Lan. Cahaya gue itu lo. Hanya di lo, kesempurnaan gue hanya di lo, Lan."
Mata Alana berkaca-kaca. Alana mengalihkan pandangan nya dari Vano yang sedang menatapnya lembut.
Sebelum nya, dia tidak pernah merasakan seperti ini. Hatinya menghangat dan itu semua hanya karena Alvano Xanbrick. Ya, hanya dia yang bisa melakukan nya.
Air matanya tidak pernah keluar sebelum nya, hingga kini. Alva nya kembali dan mencairkan hatinya yang beku.
Air mata Alana tumpah saat Vano menariknya dalam pelukan. "Aku gak nggak butuh cewek sempurna. Aku hanya kamu, Lan. Kamu, Lana nya Alva."
KAMU SEDANG MEMBACA
My name is ALANA
Teen Fiction"Saya mohon...... ampuni saya..." "Dengan melepaskan mu?" "Saya....mohon.." "Ck, sudahlah pak tua. Anda tidak cocok seperti itu, kemana kepercayaan dirimu? Sudah hilangkah dengan berhadapan dengan ku?" "Saya akan lakukan apapun yang anda mau, jika a...