"Ck, kayaknya Alana masih belom masuk deh." Kata Anggun yang mulai lesu.
"Kenapa muka lo?" Tanya Tofan yang baru datang.
"Alana nggak masuk lagi Fan?" Tanya Anggun balik.
"Kayaknya." Balas Tofan dan langsung duduk di samping Anggun, walau mata nya sempat melirik Bina yang masih sibuk dengan benda pipih di tangan nya.
Pikiran nya langsung ingat di mana saat tau Bina sudah kembali ingatan nya.
FALSHBACK~~~
"Ada apa?"
Tofan yang lagi asik memainkan benda pipih di tangan nya langsung mengangkat wajah saat mendengar suara itu.
"Duduk dulu." Kata Tofan dan menaruh benda tadi dan sekarang menatap perempuan di hadapan nya ini.
Bina duduk dengan santai tanpa menatap Tofan karan dia yakin mungkin akan benar-benar canggung bila menatap nya.
"Gue denger ingatan lo udah kembali." Kata Tofan yang masih mencoba untuk santai.
"Yap."
"Apa lo ingat semua?"
Bina mengerjab-ngerjab dan menatap tatapan Tofan. "Memang kenapa?"
"Sampai kapan, Bi. Lo terus kayak gini. Gue kehilangan kabar lo bertahun tahun dan setelah gue ketemu lagi dan keadaan lo berubah dan sekarang. Lo kayak gini?"
"Jika lo tanya soal hubungan kita. Gue mau kita udahan." Kata Bina masih mencoba dengan santai.
"Lo yakin?"
"Ya."
Tofan terkekeh pelan. Tapi bagi Bina itu adalah panah yang menancap di hati Bina, karna Bina tau itu adalah kekehan kekecewaan.
"Gue nunggu lo bertahun-tahun dan sekarang kayak gini? Ck, buat apa gue nunggu waktu itu." Kata Tofan yang masih mencoba tenang.
"Maaf." Gumam Bina pelan. "Tapi gue mohon, mulai sekarang, panggil gue Bina."
"Bina." Ulang Tofan dan mengangguk pelan. "Em, nama lo Bina bukan Rina maupun Serabi. Ya nama lo Bina."
Sekuat tenaga Bina menahan air mata nya agar tidak keluar. "Gue duluan." Pamit Bina dan langsung meningalkan tempat itu.
Sedangkan Tofan masih menatap Bina dengan kecewa. Mata nya memerah karna kecewa,marah dan kesal. Tapi sekuat tenaga di tahan.
Ia membuang muka ke arah danau yang selama ini punya kenangan manis tapi sekarang berubah hanya dalam beberapa menit menjadi pahit dan...... menyakitkan.
FALSHBACK OFF~~~~
Tofan menelan ingatan menyakitkan itu. Tapi dia juga tidak mau memaksa perempuan itu untuk kembali lagi padanya.
"ALANA!" Suara girang Anggun langsung terdengar di semua kuping sekelas.
Berbagai tatapan menyambut Alana yang memasuki kelas dengan santai. Seminggu tidak masuk dan sekarang masuk lagi seperti tidak terjadi apa-apa.
Alana langsung duduk di samping Bina tanpa memperdulikan tatapan murid lain.
Anggun sudah berbalik arah menatap Alana dengan tajam. "Lo kemana aja, hah?! Pergi tanpa bilang-bilang. Bahkan kita nanya orang tua lo katanya juga nggak tau. Lo tau gak sih kalo kita tuh khawatir sama lo?!"
Alana mengerjab-ngerjab saat Anggun sudah selesai mengomel nya. "Liburan."
Anggun dan Bina melongo mendengar jawaban Alana.
"Anjir, gue yang lagi sedih kenapa lo yang jadi liburan!" Kata Bina.
"Karna otak gue butuh." Balas Alana.
Sedangkan Anggun hanya mengerjab-ngerjab bodoh menatap Alana. Yang tentu di abaikan Alana.
¤¤¤¤¤
"Al, lo yakin cuma liburan."
"Em."
"Kenapa nggak bawaiin gue oleh-oleh?"
"Berat."
"Ck." Anggun berdecak sebal. "Udahlah, gue mau ke toilet dulu."
Setelah mengucapkan itu Anggun pergi. Meninggalkan Alana dan Bina yang sibuk di dunia masing-masing.
"Gimana hubungan lo sama Tofan?" Tanya Alana yang membuka suara.
Bina mengerjab-ngerjab dan menatap Alana yang masih setia menatap ke arahlain dari ketinggin rooftop ini.
"Berakhir." Kata Bina singkat.
Alana mengangguk mengerti. "Karna Anggun?"
Bina menghela nafas. Dan menghentikan game nya. "Kenapa lo bisa ngomong gitu?"
"Keliatan."
"Apaan nya?"
"Tatapan lo saat natap mereka."
Bina memejamkan mata nya dan menyadarkan tubuhnya. "Waktu itu gue denger Anggun suka sama Tofan, dan gue pikir gue nggak mau menghalangi kebahgiaan mereka."
"Lalu kebahgiaan lo? Apa gara gara Arul?"
"Kenapa jadi ke dia?!" Tanya Bina kaget.
"Gue juga liat tatapan lo ke Arul itu beda." Kata Alana masih santai.
"Ck." Bina berdecak sebal. "Bego ya gue sampe bisa keliatan gitu?"
"Lo emang bego. Tapi kalo soal ini kayaknya enggak, Arul tipe cowok sana sini. Jadi dia belum konek sama kode lo."
"Jahat gak sih Al gue sama Tofan?"
"Kalo emang hati lo udah milih Arul ya lo harus lepas Tofan."
"Tapi Tofan belum terima."
"Ya lo harus tegas."
Bina menghela nafasnya lelah. "Anggun belum tau semua tentang diri gue sama Tofan, kira-kira gimana ya reaksi dia saat tau."
"Kecewa mungkin." Jawab Alana acuh.
"Itu yang gue takutin. Gue nggak mau ngerusak persahabatan kita."
Alana jadi tersentak karena mendengar ucapan Bina.
Sa ha bat?
Per sa ha ba tan?
Ki ta?
Alana jadi mengerjab-ngerjab polos. "Sahabat? Kita?"
Bina menatap Alana dalam. "Jangan bilang kalo lo masih belum nganggep gue sahabat lo?"
"Teman aja nggak." Jawab Alana acuh dan kembali menyadarkan bahunya.
○
•
○
•
○
•
○
....
KAMU SEDANG MEMBACA
My name is ALANA
Teen Fiction"Saya mohon...... ampuni saya..." "Dengan melepaskan mu?" "Saya....mohon.." "Ck, sudahlah pak tua. Anda tidak cocok seperti itu, kemana kepercayaan dirimu? Sudah hilangkah dengan berhadapan dengan ku?" "Saya akan lakukan apapun yang anda mau, jika a...