>24<

439 38 2
                                    

Typo? Bilangin
~~~~~~~~~~~~~

Apa yang ada di layar membuat Alana tak berkedip. Hanya jari jarinya yang sibuk mengetik.

Tok

Tok

"Masuk!"

Pintu terbuka dan menampakan wanita paruh baya membawa satu nampan.

"Nona Alana, ini jus nya."

"Em, taruh di sini." Kata Alana tanpa melihat pelayan itu.

Bi Iyen salah satu pembantu yang cukup dekat dengan Alana menaruh jus di dekat Alana. "Nona jangan terlalu tidur malam."

"Iya."

Bi Iyen tersenyum lembut, memang sudah terbiasa dengan sikap dingin dan datar Alana.

"Bibi keluar dulu." Kata nya seraya menepuk punggung Alana.

"Em."

Setelah Bi Iyen keluar, Alana menghela nafas. Sedikit meringis karena Bi Iyen menepuk luka nya.

Alana bangkit dan berjalan menuju kamar mandi. Ia membuka baju nya dan melihat punggung nya yang mengalir darah.

Alana tersenyum kecut melihat dirinya yang terluka. Ia membersihkan luka nya dengan susah payah, Alana sering mendapat luka. Bahkan ia mengobati nya dengan sendiri tanpa bantuan siapapun. Seperti saat ini, sendiri.

Setelah beberapa menit selesai membersihkan luka nya. Alana kembali lagi duduk di depan layar leptop nya.

Tapi baru mau mengetik, benda pipih di samping nya bergetar, membuat Alana berdecak.

"Halo!" Kata Alana setelah mengangkat telpon tanpa melihat.

"Ma...maaf No-"

"Inti!"

"Mr.Simon berhasil di temukan."

Tubuh Alana langsung menegang mendengar kabar itu.

Pasalnya si tua bangka itu melarikan diri. Membuat Alana geram karena berani bermain-main dengan nya.

"Kirim semua nya padaku." Kata Alana datar dan mematikan sambungan.

Mata Alana menajamkan ke arah layar hitam itu. "Kau sudah membuat Bina menjadi sendiri, maka tunggulah aku untuk menjemput kematian mu."

¤ ¤ ¤ ¤ ¤

"Tuan, Niko sudah menemukan lokasi Mr.Simon."

Vano menghentikan langkah nya dan menatap salah satu pengikut setia nya. "Di mana ia berada?"

"Mr.Simon saat ini berada di Alaska dan Nona Alana sedang berangkat ke sana." Kata Sam mencoba tenang.

"Alana." Gumam Vano penuh kekhawatiran. "Kita juga akan berangkat, Sam."

"Biak Tuan."

~~~~~~~~~~~~

"Tuan. Nona Alana sedang berada di atas." Kata Niko seraya menunduk memberi hormat.

"Berapa orang yang kalian bawa?" Tanya Vano.

"Hanya 10 orang."

Sam yang berada di belakang Vano sedikit terkejut. Karena ia tau jika musuh nya kali ini adalah orang yang sedikit tangguh. Sungguh ia tidak menyangka kekasih Tuan nya begitu nekat.

My name is          ALANATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang