>29<

320 32 1
                                    

"Van."

Vano menghentikan langkah nya saat mendangar suara yang ia kenal.

Varo datang menghampiri Vano. "Gue mau ngomong."

"Penting?" Tanya Vano.

"Emmm penting gak penting sih."

"Kalo gak penting mending gak usah." Kata Vano acuh dan hendak pergi tapi di tahan Varo.

"Ck, tar dulu elah. Gue serius nih." Decak Varo kesal.

Vano memutar matanya malas. "Apa?"

"Gue siap gantiin lo." Kata Varo cepat.

"Em?" Alis Vano terangkat tak mengerti.

"Dengan gue gantiin posisi lo. Jadi lo bisa gantiin posisi Alana. Gue..... hanya nggak mau Alana kenapa-napa lagi." Gumam Varo.

Vano menatap Varo dalam. Mencari keseriusan di sana. Tapi sepertinya Varo serius kali ini.

"Jika lo cuma kasian sama Al-"

"Bukan gitu! Gue udah pernah bilang sama lo kalo gue beneran sayang sama Alana. Tapi gue bisa ngerti jika Alana bisanya nerima lo bukan orang lain."

Varo membuang muka saat membicarakan itu. Sungguh menyakitkan sebetulnya melepaskan seseorang yang kita sayang. Tapi Varo mencoba untuk tidak egois, orang yang disayang Varo sangat menyayangi saudaranya. Dan Varo siap untuk berkorban dalam kebahagian mereka.

"Jika lo belum yakin lo-"

"Gue yakin Van!" Potong Varo kesal. Dia menatap Vano tajam. "Jangan remehkan gue! Gue bisa lebih baik dari lo. Dan pokoknya gue bakal gantiin posisi lo!"

Setelah mengucapkan itu, Varo pergi meninggalkan Vano yang masih diam.





....





~~Setahun berlalu~~~

Dengan kesal Varo melempar jaketnya ke sembarang tempat.

Dia mendudukkan bokong nya pada kursi arpertemen nya. Badan nya bersender, tangan nya terangkat menutup matanya.

Walaupun begitu satu ingatan belum mau hilang dari otak nya. Ingatan yang selalu membuatnya tak bisa tidur tenang.

....

Boston/USA

Malam itu Varo mengusap tangan nya yang dingin. Musim salju membuatnya jalanan licin. Hingga Varo harus hati-hati dalam melangkah.

DOR!

Varo menghentikan langkahnya saat mendengar itu. Mencoba untuk mengabaikan nya. Varo melanjutkan langkahnya.

Niatnya malam ini ia ingin menghangatkan dirinya dengan minum kopi di kafe langanan nya.

DOR!

Tapi entah kenapa tembakan kedua membuatnya sedikit penasaran. Hingga akhirnya ia mengikuti arah suara.

Gang kecil di buat jadu persembunyian Varo untuk melihat. Tapi siapa sangka bahwa gang itu akan di buat persembunyian juga untuk orang yang sedang aksi saling tembak itu.

Akhirnya Varo bersembunyi di balik tempat sampah yang besar.

Matanya menangkap seseorang masuk ke dalam. Gang itu, seraya merintih. Hingga Varo bisa menebak jika itu wanita.

My name is          ALANATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang