>31<

338 33 1
                                    

"Enak."

"Serius?!"

"Em. Pinter juga kamu masaknya."

"Iyalah kan di bantu, Mamah tadi."

Vano tersenyum dan membelai kepala Alana. "Lain kali masakin aku dengan tangan kamu sendiri. Aku pengen coba."

Alana menekuk wajahnya. "Nanti gak enak."

"Enak gak enak yang penting kamu berusaha."

"Oke. Nanti aku bikinin, tapi ini abisin dulu."

"Oke."

Hana tersenyum lembut melihat Alana dan Vano yang saling tertawa bahagia. Senyum yang dulu hilang kini kembali hadir.

"Bukan kah itu lebih menyenangkan dari pada yang dulu?"

Hana tersentak saat ada yang mengeluarkan suara. Ia membalik tubuhnya. Alex berdiri seraya tersenyum lembut.

"Aku bahagia melihat dia bahagia." Gumam Hana.

"Akupun begitu. Tujuan kita berhasil, sayang."

Hana mengangguk dan memeluk Alex. Alex pun membalas nya tak kalah erat.

"Aku kangen, kamu kemana aja?" Tanya Hana sedikit kesal.

Alex tertawa ringan. "Maaf."

"Aku kesel tau! Aku khawatir!"

"Iya aku tau."

Hening di antara mereka.

Alex tersenyum seraya membungkuk kan badan nya. Mencium pipi Hana, membuat pipinya langsung merah seketika, dan itu pemandangan yang sangat Alex suka. Alex mendekatkan bibirnya ke telinga Hana. Lalu berbisik.

"Sekalipun ada saat-saat aku jauh darimu. Janganlah bertanya-tanya dimana aku berada, karena aku selalu ada di sisimu dan di hatimu."

...

Alana menatap orang-orang yang berada di bawah. Ada banyak orang, emm tidak terlalu banyak juga sih.

Malam ini ada pesta kecil yang dibuat Hana, katanya untuk keberhasilan Alex yang baru memenangkan sesuatu. Entah itu apa, yang pasti Alana tidak terlalu peduli.

Hana mengundang beberapa orang, contoh saja kedua teman Alana. Bina dan Anggun. Dan mereka juga masing-masing membawa pasangan.

Hubungan Bina dan Arul menjadi lancar setelah Anggun dan Tofan resmi berpacaran. Sungguh tidak ada paksaan di antara mereka.

Setahun yang lalu setelah Bina dan Alana membicarakan pembicaraan hubungan Anggun dan Tofan. Setelah beberapa hari kemudian, Anggun dan Tofan terlihat malu-malu setiap bertemu. Dan itu membuat Alana dan Bina sedikit bingung. Dan setelah beberapa minggu. Anggun akhirnya cerita, jika waktu itu di hari yang sama waktu Anggun ijin ke toilet, terjadi insiden tak terbayangkan antara Anggun dan Tofan hingga mereka canggung setiap bertemu.

Alana sedikit memakai keadaan. Ia dan Bina merencanakan agara Anggun bisa bersatu dengan Tofan, dan akhirnya itu berhasil.

Tapi, hubungan Bina dan Arul sedikit rumit masa itu, walaupun akhirnya mereka juga ikut bersatu.

"Alana."

Alana mengerjab-ngerjab, bayangan masa lalu itu hilang seketika. Alana membalikan badan nya menatap Vano yang sedang berjalan.

My name is          ALANATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang