>20<

553 48 9
                                    

Typo? Bilangin
~~~~~~~~~~

"Lo dari mana, Al?" Tanya Anggun yang baru melihat Alana masuk ke kantin.

"Obatin Vano." Balas nya datar.

Anggun mengangguk sesekali cekikikan geli, membuat Alana mendelik aneh. Tak lama kemudian Bina datang dengan nampan. Dan yang pasti ada Arul membantunya.

"Makasih ya, Rul." Kata Bina.

Arul termenung saat melihat senyum Bina. Kemudian dia mengerjab-ngerjab beberapa kali. "I...iya."

Alana dan Anggun mengerutkan kening nya menatap Arul yang menjadi salah tingkah.

Ke-empatnya makan dalam keheningan. Bina yang biasanya ramai, kini ia lagi semangat makan. Jadi gak bisa ngomong dulu.

"Alana sok banget ya."

"Ho'oh. Segala nolak Varo."

"Ya iyalah nolak Varo. Kan udah Vano."

"Gara-gara dia, Varo sama Vano jadi berantem. Padahal, dari dulu sampe sekarang, baru kali ini gue liat mereka berantem."

"Dan itu cuma gara-gara Alana."

"Eh! Jangan cari masalah sama dia."

"Kenapa?"

"Ka Vivi pernah cari masalah sama dia. Dan sekarang liat? Dia bahkan kayak orang takut kalo ketemu setiap orang, padahal dia kan ratunya pembulian."

"Ihhh, ngeri jadinya."

Alana mengepalkan tangan nya. Bukan cuma Alana, tapi ketiga nya pun mendengar.

"Jangan-jangan dia yang buat Ka Vivi jadi sekarang."

Bina menghentikan makan nya. Kuping mulai panas karena omongan mereka. Hingga akhirnya dia bangun membuat ketiganya terkejut.

Brak!

Para perempuan yang tadi berbisik tersentak saat ada yang menggebrak meja.

"Kalo ngomong bisa gak sih di saring?!" Tanya Bina emosi. "Emang situ udah pada bener segala ngomongin orang lain, hah?!"

"Apaan sih lo. Gak jelas banget." Balas salah satu perempuan itu.

Anggun ikut bangun dan menghampiri Bina. "Lo yang gak jelas! Belom tau kebenaran nya tapi udah ngomongin!"

Bina memicingkan matanya. "Adel Septina. Ouhhhh itu nama lo?" Kata Bina sinis. "Berapa nyali lo sampe berani ngomongin Alana, hah?!"

"Cih, kalo bukan anak pak RT, gue gebukin karang juga nih." Ucap Anggun tak kalah sinisnya. Menatap salah satu perempuan itu.

"Bin, Gun." Panggilan dari Alana mampu membuat Anggun dan Bina membalikan badan nya.

Alana berdiri dengan tenang seraya menatap mereka. Sedangkan Arul meringis melihat Alana, jujur saja. Arul sedikit tau tentang Alana dari Smith. Yang katanya Smith bisa kalah dari Alana. Nah, jika Arul melawan Smith aja kalah, apa lagi lawan Alana?

"Balik." Kata Alana dingin.

"Al, tapi mere-"

"Balik."

Bina menelan kata-katanya dan lebih menuruti perkataan Alana.

Alana menatap mereka satu persatu. "Kalo ini gue maafin kalian. Tapi, jika kalian berulah lagi. Gue pastikan, hidup kalian gak akan tenang."

Semua perempuan itu menelan ludah nya takut. Suara Alana yang datar dapat membuat nyali mereka hancur.

Tapi tanpa di sangka, satu perempuan maju dengan percaya dirinya. "Seberapa kuat sih lo sampe berani ngancem kita?"

My name is          ALANATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang