Typo? Bilangin atuh
~~~~~~~
Alana bergerak tak nyaman saat mendengar sesuatu yang membuat nya membuka mata sedikit demi sedikit.
Dia melihat jam dinding yang tergelak di lantai-----ralat, dinding lah. Nama nya aja jam dinding.
"Ck, baru jam 7." Guamam nya.
Tok
Tok
Clek
"Ngapain ngetuk, kalau ujung nya di buka tanpa di ijinin." Celetuk Alana datar saat melihat Hana yang menyengir lebar.
"Ini udah jam berapa sayang? Kamu masuk jam 7 lewat 15 loh." Kata Hana mengusap lembut kepala Alana.
"Lima menit sampe." Sahut nya dan langsung bergerak menuju kamar mandi.
Hana menggeleng melihat tingkah Alana yang terlalu cuek dan datar.
"Mamah tunggu di bawah!" Teriak Hana.
Tapi tak ada sahutan membuat Hana mengendus kesal.
.
.
.
."Papah nggak pulang, Mah?" Tanya Ken.
"Nggak. Kemarin Mamah lupa ngasih tau kalian." Balas Hana lembut.
"Mamah nganterin Ken?" Tanya Alana yang fokus dengan gelas di tangan nya.
"Iya. Mamah bosen di rumah." Kata Hana.
Alana hanya mengangguk mengerti, tapi tatapan jatuh pada Ken yang sedang memperhatikan nya. Dia bertanya dengan tatapan tanya.
"Kak, kalo mau nanya tuh, tanya pake suara jangan pake tatapan. Aku nggak ngerti." Kata Ken polos yang melihat Alana.
Alana berdecak mendengar kata Ken. Hana hanya terkikik geli mendengar itu. Alex juga sering bilang seperti itu pada Alana, jika Alana menatap nya dengan tatapan aneh.
"Kamu kenapa?" Tanya Alana yang akhir nya mengalah.
Ken menggeleng polos. "Kakak cantikan kemarin yang lembut."
Alana mengerjab begitupun Hana yang mendengar nya. "Mood Kakak lagi nggak enak" kata Alana.
"Mood apa? Marmut?" Tanya nya polos.
"Mood it-"
"Nggak usah di jelasin Mah." Tegur Alana membuat Hana merapatkan bibir nya. "Aku berangkat."
Alana mencium Hana dan Ken sebelum pergi, membuat nya kedua nya mematung di tempat. Mendapat perlakuan lembut dari Alana adalah hal yang tidak pernah di lakukan oleh anak itu.
Walaupun wajah nya datar tapi perlakuan manis itu membuat mereka berdua tersenyum lebar.
.
.
.
.Kedatangan Alana di sekolah ini membuat semua berdecak kagum.
Melihat Alana datang mobil yang cukup mahal harga nya dan wajah Alana yang membuat kaum hawa iri kepada nya.
"Alana!!!"
Alana menghentikan langkah nya. Suara nya tidak asing menurut nya. Tak lama kemudian ada tangan yang menepuk bahu nya dia sudah tau pelaku nya. Jika tidak, orang itu maka akan alamat rumah sakit jika menyentuh Alana sembarangan.
"Baru dateng juga?" Tanya Bina.
Alana mengangguk dan melanjutkan jalan nya. Koridor yang mulai sepi, karena bell dua menit lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
My name is ALANA
Fiksi Remaja"Saya mohon...... ampuni saya..." "Dengan melepaskan mu?" "Saya....mohon.." "Ck, sudahlah pak tua. Anda tidak cocok seperti itu, kemana kepercayaan dirimu? Sudah hilangkah dengan berhadapan dengan ku?" "Saya akan lakukan apapun yang anda mau, jika a...