Alana
Hidup memang tak selalu indah. Begitupun dengan jalan nya.
Kisah Ku yang dulu menjadi pelajaran untuk diriku yang sekarang.
Ya, aku seperti lahir kembali ketika kehangatan selalu ada di dekatku.
Jika dulu aku dengan gampang nya memegang sebuah benda tajam atau berbahaya. Kini ku mulai ragu saat ingin menyentuhnya.
Aku takut, saat benda itu sudah ada di tanganku, aku tak mau melepaskan nya. Maka kini aku selalu memulai jaga jarak dengan benda-benda itu.
"Lan."
Tanpa sadar aku memejamkan mataku saat mendengar suara itu.
Suara yang selalu menadi alasan untuk diriku tak kembali pada tempat gelap.
Bagiku dia adalah cahaya terindah yang pernah kutemui. Dia adalah sebagian dalam diriku. Dan dia adalah separuh nyawaku.
"Hei, di panggil kok malah diem." Vano memelukku dari belakang.
Posisi yang selalu nyaman untuk kami berdua. Aku selalu bisa merasakan detak jantung nya saat-saat seperti ini.
"Ayo pergi."
"Ke mana?"
"Kemanapun, asal sama kamu."
Aku terkekeh pelan. Astaga, kenapa sekarang ku selalu menjadi gampang tertawa cuma karna candaan nya.
"Jangan gombal. Ok?" Aku memutar mata malas.
"Aku serius." Vano mengeratkan pelukan nya membuat diriku terhempit.
"Sesak, Al.'
"Hehe, maaf."
Hening lagi di antara kita. Sampai akhirnya aku memutar badan untuk menghadapnya.
Matanya membalas tatapanku. Mata yang selalu ku suka. Kalian tau kalau dia pembohong hebat? Ah pasti tidak, biar ku beritahu.
Mata Vano selalu berubah-ubah. Kalian jangan berfikiran aneh. Dia manusia biasa kok. Hanya.... dia sering menipu orang dengan warna mata nya.
Banyak yang tau jika warna Mata Vano adalah hitam. Tapi itu hanya warna palsu, warna mata sebenarnya adalah biru laut yang indah.
Setiap bersama ku, dia tidak pernah memakai benda penipu itu. Dan itu yang kusuka.
"Ayo devil prince, kita pergi." Ajak ku.
Aku langsung berjalan meninggalkan nya. Sebetulnya dia tidak suka dengan panggilan itu. Tapi aku menyukainya, jadi aku selalu menggodanya dengan memanggilnya begitu.
....
Jalanan malam dengan rintik hujan adalah salah satu hal yang kusukai. Seperti sekarang.
Aku dan Vano baru selesai menghadiri pesta salah satu rekan kerja kami. Jika kalian kira adalah rekan kerja dalam kegelapan, maka kalian salah. Karna Vano sudah melarang keras diriku untuk memasuki area itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
My name is ALANA
Fiksi Remaja"Saya mohon...... ampuni saya..." "Dengan melepaskan mu?" "Saya....mohon.." "Ck, sudahlah pak tua. Anda tidak cocok seperti itu, kemana kepercayaan dirimu? Sudah hilangkah dengan berhadapan dengan ku?" "Saya akan lakukan apapun yang anda mau, jika a...