Selamat makan sayur koool:v
***
Kalian udah kenal Satria Pranaja, Bambang Irawan, sama Budi? --ehh ternyata namanya itu bukan Budi tau, tapi Ammir Falah. Cerita ini memang tentang kelas IPA 1 dengan pemeran utamanya mereka bertiga.
Kalau kalian udah kenal, sekarang akan kita mulai ceritanya. Tapi sebelumnya aku cuma pengen bilang kalau ini bukan cerita panjang, hanya beberapa adegan yang agak gabut tapi dapat dikenang. Semoga bisa mengobati kegabutan kalian, hehe.
***
Tugas Bahasa Indonesia. Bikin PPT disetiap KD-nya. Dan berkelompok. Itulah yang sedang mereka lakukan saat ini.
Sebetulnya bel tanda istirahat telah berbunyi, tapi Kinan enggan ke kantin sebelum selesai mengerjakan tugasnya. Masih dalam KD pertama. Tugasnya hanya melanjutkan materi yang telah temannya kerjakan, Riska namanya.
Kinan menoleh ke arah Riska yang tengah makan lontong sayur khas kantin sekolah. Ia telah menyuruh Kinan untuk berhenti mengerjakan dan istirahat sejenak, tapi Kinan rasa jika mengerjakan tugas dengan diberi jeda maka akan membuyarkan imajinasi yang akan dituangkan dalam materi berbentuk PPT tersebut.
"Udah lho, Nan. Istirahat dulu sana lho!" Suruhnya ketika melihat Kinan yang sedang serius mengetik.
"Nanti lho, gampang." Jawab Kinan tanpa menoleh.
Mungkin menurut Riska daripada berdebat lebih baik ia melanjutkan makan siangnya. Jadi sampai disitulah perbincangan mereka.
Suasana di kelas saat itu ramai. Banyak yang menarik kursi ke meja temannya untuk menikmati makanan mereka. Hingga tersisalah bangku kosong di sebelah Kinan dan 2 bangku lagi di depan tempat duduknya. Milik Habib dan Satria.
Waktu istirahat tinggal tersisa lima menit lagi
Bel berbunyi lagi. Tapi anak-anak yang lain masih menikmati santapannya, kecuali cewek bernama Kinan yang kini telah di kelilingi 3 teman cowoknya. Ammir yang menempati tempat duduk Habib, Satria yang duduk di bangkunya, dan Bambang yang berada di sebelah Kinan.
Kinan tidak peduli dengan apa yang akan mereka lakukan karena yang ia tau hanya menyelesaikan tugasnya kemudian makan. Lapar. Ia sudah sangat lapar saat ini.
"Nan, kok kamu cantik sih?" Bambang memulai aksinya, sementara Satria dan Ammir menyaksikan.
"Hmm, makasih." Masih fokus ke laptop.
"Pinjem HP sih, setel lagu," pintanya.
"Tujuan kamu punya HP itu apa? Buat dipake, kan? Yaudah pake HPmu!" Orang laper ditanya-tanya, ya ngegaslah!
Tak menghiraukan, si Bambang lancang mengambil telepon genggam milik Kinan. Kinan tidak merebutnya, karena ia tau Bambang tidak akan bisa membukanya. Harus melalui password dulu kalau ingin melihat isinya kan?
"Buka sih, kamu belom follow IG saya lho!"
"Nahh, ya kalau mau difollow itu ya follow duluanlah, ada orang mau difollow tapi maksa? Aneh!"
Tanpa melirik, Kinan tau kalau sebenarnya Ammir dan Satria menahan tawa mereka. Tapi untungnya rasa lapar di perut Kinan membuatnya enggan berdebat. Karena kalau berdebat pasti akan panjang soalnya disitu ada Satria yang tidak ingin mengalah begitu saja, walaupun lawan debatnya seorang perempuan.
Akhirnya tugas Kinan selesai. Tapi HPnya masih digenggam Bambang.
"Sini!" Ia merampasnya begitu saja.
"Ihh Kinan nih galak bener lho!" Ucap Satria setelah beberapa menit bungkam.
"Iya, liat itu lho si Bambang," sangkut Ammir selanjutnya.
"Iya, dia itu suka sama kamu lho Kinan, liat itu lho mukanya udah jelek gitu." Keinginan ngakaknya ditunda, demi makanan!
"Kamu nggak kasian tah?" Lanjut Ammir sambil tertawa.
Mereka bertiga kalau lagi baperin cewek emang solid banget kok yaa.
"Anying-anying, ngebela orang itu jangan setengah-setengah dong!" Bambang membela diri.
Sebaiknya Kinan pergi saja daripada harus terlibat dalam perdebatan mereka.
***
Haiii para gabuterzzzzzzz:v
Jangan lupa Follow yaa:v @azzahraark.wp

KAMU SEDANG MEMBACA
Our Stories [COMPLETED]
Non-FictionDemi kebaikan bersama, maka beberapa nama pemeran disamarkan. Cerita ini mengandung unsur kegabutan yang haqiqi, di mohon bagi gabut pemula jangan menjudge ceritanya karena sudah saya katakan cerita ini mengandung KEHUMORAN yang GABUT. Jangan lupa t...