Usai sudah cerita putih biru itu. Tak bersisa. Hanya kenangan yang ingin dipendam. Masa dimana keegoisan yang berargumen lebih dibanding hati nurani. Dimana cerita cinta baru akan dimulai. Cinta monyet katanya. Tapi monyet nyata, hahaha.
Cukup sedikit saja bahas masalalunya, karena kita akan masuk ke cerita yang sebenarnya. Karena hanya kita yang tahu apa yang terjadi dalam kehidupan kita, apa yang ada di hati kita. Orang lain hanya menilai dari sikap kita yang mereka lihat. Tapi akan kita buktikan, kalau kitalah sang pendekar kelas.
***
MPLS baru saja akan dimulai. Hari ini. Tapi dua cowok yang kini tengah menjadi pusat perhatian itu hanya bisa cengar-cengir menatap seluruh siswa yang tentunya akan menjadi teman seangkatannya.
"Baru masuk sehari, --bukan sehari, baru semenit aja udah telat. Dasar anak baru!" Kak Indra, ketua OSIS SMA Negeri itu menegur mereka. Kedua cowok itu membalas dengan kekehan yang seolah meminta untuk dilepaskan dari hukuman menjadi objek pembicaraan orang-orang di hadapannya.
Satu diantaranya menyikut temannya sambil menyalahkan, "lo sih," temannya menoleh. Dahinya berkerut. Dalam hatinya berkomat, "gue? Hih nggak sadar!"
"Udah-udah, malah nyalah-nyalahin. Sekarang perkenalkan diri kalian." Kak Indra memberikan microphone yang digenggam kepada mereka. Terserah siapa duluan yang mau perkenalan.
Cowok yang menyikut tadi mengambil alih, "haloo...loo...loo..looo..." sapanya sengaja mengulang suku kata terakhir agar terdengar seperti bergema. "Widihh, gila canggih juga ini mik," ia menghidup-matikan tombol yang berada di badan microphone tersebut.
"Nggak usah norak sih, Mal, jangan malu-maluin gue deh!" Bisik temannya.
"Anak ini malah geremeng, cepat!" Titah kak Indra.
"Ini kak, nama saya Kemal Aliansyah." Ia menyodorkan microphone ke sebelahnya, "Satria Pranaja."
Cowok bernama Kemal itu menarik cepat tangannya, "terima kasih." Kemudian disodorkan kepada kak Indra.
"Jelasin kenapa kalian telat?"
"Tadi tuh saya udah bangun kak,--"
"Trus pas di tengah jalan macet." Sambung Satria.
"Nggak deng kak," Kemal mendekat ke telinga Satria tapi apapun yang dilakukan tetap saja terdengar oleh yang lainnya karena suara microphone yang terlalu dekat dengan mereka. "Nggak boleh boong loh Sat, kita nih harus jujur!"
"Nah, prinsip kamu aja udah bagus banget. Sekarang jelasin?!"
"Iya kan udah bangun, trus saya jemput dia ehh dianya belom bangun kak, padahal saya udah cepet-cepet."
Dilihat dari ekspresi Satria, ingin sekali ia mengumpat, "boong kok nggak berkelas banget, njir-njir."
Mendengar alasan Kemal tentu para OSIS tidak percaya ditambah dengan ekspresi Satria. Dan akhirnya kak Indra pun tidak melanjutkan pertanyaannya terhadap kedua cowok itu. Percuma. Ngabis-ngabisin waktu.
Kak Bambang yang risih melihat tingkah Kemal yang menarik-ulur tali tasnya pun menyuruh untuk menaruh tas mereka ke bawah lantai beralas rumput. Karena saat ini mereka sedang ada di lapangan upacara.
Semenit-duamenit, akhirnya ada salah satu kakak OSIS lain yang menyadari ada keganjalan di salah satu dari kedua tas tersebut. Sebuah label masih terikat di tali gantung atas tas itu.
"Apa ini? Woyy, tau gue ini tas baru tapi ya kali nggak dicopot labelnya?!" Sedikit ngakak kak Fahri memberitahu.
Dengan sergap Kemal merampas tas miliknya bertepatan dengan kak Adel yang ingin membacakan harga tas tersebut.
Ia menarik paksa ikatan label itu, "jangan, jangan." Katanya kepada kak Adel.
Semua yang melihat kelakuannya pun tergelak, apalagi saat diberitahu kak Fahri tadi.
Kak Adel penasaran dengan harganya sekaligus ingin melihat reaksi murid baru satu itu.
"Liat sih, liat loh," ia menarik-narik tasnya.
"Udah, jangan kak aku masih anak SMA, baru masuk tujuh menit yang lalu. Jangan apa-apain aku kak." Sedikit jijik tapi lumayan menghibur. Itulah yang Kemal lakukan.
"Udah Del, melas dia masih ABG." Salah satu kakak OSIS mendukung Kemal.
"Udah-udah, udah seneng kan sekarang? Udah puas ketawa kan? Sekarang pakai nametag kalian beserta dengan aksesoris yang di perintahkan kemarin." Kak Indra menengahi.
Seluruhnya pun mengikuti intruksi yang diberikan. Nametag hati, yang berisi biodata dan foto selfie, serta rumbai-rumbai yang dipasang mengelilingi pinggang dan kedua pergelangan tangan.
Seru sekali kala itu. Diawali dengan lelucon Kemal yang aneh bin ajaib dan dilanjutkan dengan materi dan games lainnya.
***
Yang mau tahu banget gimana-gimananya cerita ini bisa follow IG ku yaa, search aja @geminiestory.ark

KAMU SEDANG MEMBACA
Our Stories [COMPLETED]
Non-FictionDemi kebaikan bersama, maka beberapa nama pemeran disamarkan. Cerita ini mengandung unsur kegabutan yang haqiqi, di mohon bagi gabut pemula jangan menjudge ceritanya karena sudah saya katakan cerita ini mengandung KEHUMORAN yang GABUT. Jangan lupa t...