26

64 10 1
                                    

Hari ini ada tugas conversation bahasa Inggris. Yang ngajar maam Nina gaess, salah satu guru killerlah di sekolah. Jadi nggak salah kalau mereka selalu bisa dibilang rajin demi pelajaran ini.

Sebetulnya tugas kali ini adalah speech, atau dalam bahasa Indonesianya yaitu pidato. Tapi berhubung setelah dikira-kira waktunya tidak cukup, jadi ditunda jadi buat semester 2 kelas 11. Dan digantikan dengan conversate.

Ketika maam Nina yang duduk di bangku murid untuk menyaksikan conversation murid itu memanggil nama Ammir, tentulah Satria juga bangkit dari bangkunya. Karena tugas conversate ini berpasang-pasangan. Mereka maju. Ammir meraih kursi guru yang berada di depan kelas. Meletakkannya di tengah sebagai pusat pandangan sekelas. Lalu Satria duduk di sana.

Ammir yang sudah siap dengan jaket hitam bertuliskan Diversity dan Erigo dibelakangnya pun berlagak jalan di hadapan Satria. Melalui Satria. Dan berhenti. Menoleh ke belakang dimana Satria yang duduk di sana sedang bermain ponsel.

Ammir berpikir sekali lagi. Ia tampak pernah melihat cowok yang masih asyik dengan ponsel ditangan itu. Kemudian menghampirinya.

"Hey, what's up bro?" Ammir menepuk pundak Satria yang melongo karenanya.

"Hey, who are you?" Satria bertanya balik dengan raut tak kenal.

Kemudian seperti inilah percakapannya jika diartikan dalam bahasa Indonesia.

"Kamu lupa sama saya?" Ucap Ammir.

"Bukan, saya cuma nggak inget aja." Jawab Satria menekan lock pada ponsel.

"Itu sama saja."

"Ohh ya? Lupakan." Ucap Satria.

"Kamu sudah ingat siapa saya?" Ammir masih berdiri di tempatnya.

"Tunggu, sepertinya saya mengingat kamu." Satria berusaha mengingat seseorang di hadapannya.

"Ya, seharusnya kamu tidak melupakan saya. Saya teman sebangkumu waktu SD."

"Teman SD saya?" Ucap Satria. "Kamu?" Tampaknya Satria sudah mengingat cowok itu.

"Iya, kamu ingat?"

"Kamu... Ammirudin?"

Sekelas tergelak karena dalam naskah yang mereka buat asal-asalan tapi kocak itu mengganti nama Ammir menjadi Ammirudin. Bahkan guru terkiller alias wali kelas anak-anak Vaily pun tertawa.

"Ya, saya Ammirudin." Ammir memberitahu kebenaran ketika ia duduk di sebelah Satria dengan sedikit menggeser kursi di sebelah Satria.

"Kamu banyak berubah ya, sekarang kamu botak dan beruban." Ucap Satria yang lagi-lagi memancing tawa anak sekelas. Karena benar saat itu Ammir habis ada acara paskib yang mengharuskannya untuk dibotak.

Sebenarnya dalam hati Ammir mengatakan. "Iya. Kamu kurang ajar ya!" Tapi masih sanggup untuknya memendam itu.

"Kamu sekarang gimana? Kuliah atau...?"

Kalimatnya dipotong Ammir begitu saja dengan membalik badan dan menunjukkan identitas sekolah yang ada dibelakang almamaternya. "Ya, lihat almet saya. Diversity."

"Ohh begitu. Selamat ya. Kalau gitu saya pergi dulu saya sedang ada perlu."

"Baiklah. Terimakasih atas pujian botak dan ubannya." Ucap Ammir. Kemudian Satria pergi. Dan sekelas memberi tepuk tangan yang meriah kepada mereka. Tak terkecuali maam Nina.

***

Jgn lupa follow @azzahraark.wp  gaess😂

Our Stories [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang