Satria yang melihat Bambang sedang meledek Kinan pun menghampiri. Ada niatan buruk untuk membantu temannya satu itu. Siapa lagi yang ingin ia bantu kalau bukan si Bambang?
"Ngapa sih, ngapa?" Tanya Satria yang baru datang.
"Kepo sih?!" Melihat pertambahan bojong di dekatnya membuat Kinan sensitif terhadap rangsangan.
"Ini nih, si Kinan."
"Ngapa? Ngapa?" Satria yang penasaran pun duduk di sebelah Kinan. Tapi membelakangi bangku dengan menghadap Bambang yang di belakang.
"Masa yaaaa???"
Kinan mulai mencium bau-bau keemberan diantara mereka. Terlebih mereka adalah persatuan para bojong yang tidak ada kemustahilan bila Bambang tidak bocor.
Bambang menutup sisi wajahnya berusaha membisikkan sesuatu kepada Satria. Namun Kinan tahu dari raut wajah Bambang yang tidak akan mudah membocorkan rahasia tanpa mengetahui seluk-beluk ceritanya.
Bambang mengerjapkan matanya beberapa kali. Dan Satria paham maksudnya. Mereka akan melakukan kebohongan.
"Oohhhhh..." ucap Satria tanpa tahu kebenaran. "Kamu suka toh."
Kinan tahu bahwa yang Satria lihat dari mulut Bambang hanya jika saat ini Kinan suka dengan seseorang. Tapi siapa orangnya itu yang perlu ia korek sendiri.
"Ihirrr." Sahut Bambang mendukung dari belakang.
"Udah. Jujur aja. Saya nggak jeber kok. Saya juga udah tau." Kata Satria memancing.
Tapi tidak semudah itu Ferguso! HOHOHO.
"Nggak usah sok tau sih Sat, saya ini tau kamu cuma mancing. Sudahlah, salah umpan kamu kalo mau mancing saya. Saya nggak doyan cacing." Ucap Kinan dengan raut kesal yang mulai memudar.
Justru sekarang Kinanlah yang memutar keadaan dengan membuat Satria pusing. Antara harus bertanya langsung kepada Kinan atau menunggu kepastian Bambang yang akan memberitahunya. Walau sebenarnya semua itu tidak ada untung baginya, kecuali jika untuk membuat gosip baru di kelas.
Kemudian Satria jujur. "Iya, siapa sih Nan? Penasaran lho saya ini."
Melihat wajah melas Satria membuat Kinan memberitahunya dengan syarat utama.
"Jangan jeber ya? Jangan langsung nethink. Awas aja kalo bocor."
"Iya-iya. E-bocor-bocor." Ujarnya mengikuti iklan cat yang sedang tren saat itu.
"Jadi, si Bambang itu salah paham. Sangka dia saya suka sama Riza. Padahal mah saya cuma pengen tau Riza yang mana anaknya."
"Ooohhhhhh... Riza?" Selanjutnya Satria berteriak memanggil Kemal yang kebetulan ada di teras kelas X IPA 1. "Mal-Kemal?"
Masih ingat Kemal Aliansyah dong ya? Yang lupa lepasin label harga tas itu lho! Yang saudaranya Satria Pranaja. Ia masuk kelas yang samaan dengan cowok bernama Riza.
Kemal pun masuk dan menghampiri kehebohan itu. Dengan gaya jalannya yang sembrono ia menyahut, "apa bro?"
"Riza mana Riza?"
"Ya mana gue tau. Di kelaslah palingan." Jawabnya masih dalam kelinglungan.
Kemudian Satria mengawali kebocorannya. "Masa ada cewek yang nanyain Riza?"
"Hah? Siapa?"
"Ada lah, cewek pokoknya."
"Iya. Salamin ya Mal, dari secret admirer gitu bilangnya." Bambang melepas kebungkamannya.
Kemal yang turut kepo bin penasaran persis seperti saudaranya, yang tak lain dan tak bukan adalah Satria Pranaja. Ia pun mulai menebak-nebak.
"Siapa sih? Lo Sin?" Kemal menebak Sintialah cewek itu. Karena kebetulan Sintia duduk di sebelah Bambang.
Namun Sintia justru bertanya balik. "Kenapa sih?"
"Nggak papa." Jawab Bambang dan Satria kompak.
Kemudian Sintia asyik dengan ponselnya kembali.
"Siapa sih? Penasaran gue."
Seketika itu juga Kemal melengang pergi dari kelas X IPA 1. Meninggalkan Kinan dengan kedua bojong yang bocornya nggak ketulungan
***
Next lagi nggak neh?:v
Cek IG : @azzahraark.wp

KAMU SEDANG MEMBACA
Our Stories [COMPLETED]
Non-FictionDemi kebaikan bersama, maka beberapa nama pemeran disamarkan. Cerita ini mengandung unsur kegabutan yang haqiqi, di mohon bagi gabut pemula jangan menjudge ceritanya karena sudah saya katakan cerita ini mengandung KEHUMORAN yang GABUT. Jangan lupa t...