10

151 17 24
                                    

Hari pembagian rapor telah tiba. Rasa cemas Bambang pun menggelora. Pasalnya ia belum memberitahu orang tuanya tentang kecelakaan tempo hari. Baginya lebih baik orang tuanya tau lebih dahulu baru diceritakan kronologisnya.

"Bro, lo bilang soal kemaren?" Satria yang paham dengan situasi itu memulai percakapan.

"Belom." Jawabnya.

"Lah, gila sih lo, ngapa nggak bilang coba? Mending lo bilang duluan daripada kena marah duluan."

"Diemlah." Nambah-nambahin beban pikiran aja!

Terkadang orang menganggap nasihat itu baik, tapi dalam sikon yang baik pula.

"Bunda lo keluar Bang!" Ammir memberitau dari sudut pintu kelas.

Di semester ini wali muridlah yang mengambil rapor. Sementara murid menunggu di depan kelas, seperti yang mereka semua lakukan.

"Mana Bambang?" Tanya Bunda Bambang.

"Apa Bun?" Jawabnya menghampiri.

"Kamu kecelakaan ya?"

"Iya."

"Kapan? Kemaren?"

"Iya."

Segitu saja. Itu pun membuat jantung Bambang hampir mau copot. Untungnya bundanya cukup mengerti. Dan mungkin pembicaraan itu akan dilanjutkan di rumahnya.

***

Sebelum pulang sekolah, Bambang menghamiri beberapa temannya.

"Bro, bro sekalian, jangan lupa ucapin ultah gua ya!" Ntah mengingatkan atau meminta yang Bambang lakukan. Selanjutnya ia menoleh ke arah Kinan yang kebetulan lewat di depannya. "Kamu juga jangan lupa tanggal dua empat!"

"Kalo inget!" Kinan berlalu setelahnya.

***

Tuh tanggal 24 desember jgn lupa katanya!
Yang mau nitip ngucapin nih, komen di sini nti disampein:v ➡

Jgn lupa follow @azzahraark.wp

Our Stories [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang