Dwi, Kinan, Dyah, Riska, dan Celine sudah mejeng di teras kelas. Sambil menikmati wifi kelas serta mencuci mata dengan teman seangkatan yang berlalu-lalang di hadapan mereka. Hingga mereka menangkap sosok yang membuat mereka berteriak untuk seseorang yang ada di dalam kelas.
Cowok itu melalui samping kantin yang sampai ke penglihatan mereka. Cowok yang mengikuti ekskul English Club dengan minat dan pernah juara scrabble itu juga aktif dikegiatan Rohis sekolah. OSIS juga.
"Ehh, itu si Ardi." Riska memberitau teman yang ada di dekatnya. Kemudian dengan dibantu yang lain ia berteriak. "MELI, ARDI MELLL!!"
Meli yang menyimpan kekaguman untuk cowok itu hanya bertanya, "dimana?"
"Ini nih."
"Ihirrrr serrrr." Malika yang penasaran pun ikutan keluar.
Sesaat kemudian Meli keluar kelas. Sedikit mencuci pandangannya. Tapi setelahnya Ammir juga ikut-ikutan keluar.
"Kenapa?" Tanya Ammir kepada mereka.
Senyap. Semuanya memasang wajah datar. Tidak paham apa maksud Ammir dengan bertanya tanpa tau sebab akibat. Namun Malika bertanya.
"Apaan?"
"Tadi kata Bambang sama Satria kalian manggilin saya."
"Kapan? Orang manggilin Ardi geh." Kinan menjawab.
"Kurang ajar. Ardi itu bapak gua!"
Terdengar suara tawa Bambang dan Satria dari dalam kelas.
"Emang kita manggilin bapak kamu?" Tanya Malika.
"Ardi?" Ujar Ammir yang lumayan keras hingga cowok dengan nama itu menoleh.
"Apa?" Sahut Ardi dari seberang.
Meli yang pipinya tambah merah pun bersembunyi dibalik tubuh Malika. Berhubung tubuh Meli itu 1:3 dari badan Malika, jadi hal itu cukup membantu tentunya.
"Ehh, nggak Di. Nggak pa-pa." Ammir menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal.
"Ardi-Ardi!" Teriak Bambang dan Satria serentak dari dalam kelas.
"Curut lo berdua ya. Nggak ada kerjaan tah pake ngerjain gue segala?" Ammir mencerocos ke para bojong. Mengeluarkan kekesalannya dan balik ke dalam kelas.
***
Follow IG : @azzahraark.wp donggg
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Stories [COMPLETED]
Não FicçãoDemi kebaikan bersama, maka beberapa nama pemeran disamarkan. Cerita ini mengandung unsur kegabutan yang haqiqi, di mohon bagi gabut pemula jangan menjudge ceritanya karena sudah saya katakan cerita ini mengandung KEHUMORAN yang GABUT. Jangan lupa t...