Waktu itu kita masih kelas sebelas (iya tau yang udah kelas dua belas --sante sih, sante!). Itu pun terjadi dihari kamis saat pelajaran Kimia. Sebut saja Bu Tika.
Seingat author, (mumpung inget nih ya, makanya dikasih tau) si Bambang duduk di belakang. Di bagian mananya author agak-agak lupa deh. Kayaknya sih bagian baris ketiga dari pintu kalo nggak bari kedua dari pintu. Hari itu juga kayaknya, bojong Satria dan Ammir kembali bersatu setelah sekian lama terpisah. Dibangku mana ya? Lupa!
Udahlah nggak penting bahas bangku. Ya nggak?
Pokoknya itu hari kamis. Pelajaran Bu Tika.
"Katanya hari kamis depan ya?" Pertanyaan tiba-tiba ini keluar begitu saja dari mulut Bu Tika. Ia bertanya pasal libur awal puasa yang telah kami semua laksanakan pada bulan Mei kemarin tahun 2019.
"Hah? Apa iya Bu?" Semua tentu bertanya-tanya.
"Libur puasa ya?" Tanya salah satu yang mewakili VAILY.
Lalu sekonyong-konyong, tak ada angin tak ada hujan, Dini sang waketos (alhamdulillah belum lengser jabatan) berkata, "heh, libur puasa tuh tiga hari lho!"
"Senin, selasa, rabu?"
"Iya lho!" Jawab Dini seantusias sebelumnya. Tentu dengan logat agak nyolot ketegas-tegasannya (maapin ya Din).
"Eh, mana ada? Dikalender pendidikan itu cuma dua hari!" Sergah Bu Tika yang memang sumbu dari perdebatan mereka.
"Eh, sepuluh hari tau Bu!" Ujar Satria.
"Dikalender rumah saya seminggu nih Bu liburnya," sahut Bambang.
Lalu disusul lagi yang tak kalah kocaknya, "dikalender kamar saya merah semua tuh Bu warnanya," timpal Ayu (mantan Satria. Cuma pengen ngingetin aja wkwk).
"Eh, nggak lho! Sepuluh hari lho libur awal puasa tuh!" Satria masih menyuarakan pendapatnya.
"Serahlah Sat!" Sepertinya Ammir tidak ingin terlibat dalam perdebatan ini. Karena mungkin Ammir tau lawannya tidak sepadan, atau karena malas berbacot pada Raja Bacot? *nggak deng, wkwk.
"Senin, selasa, ya bu liburnya?" Dini bertanya.
"Selasa, Rabu." Sahut Ammir.
"Rabu, kamis!"
Depp!
Satu hal yang hanya bisa Bambang lakukan ketika Bu Tika sudah melirikinya seperti itu, ia pasti cengengesan. Meski Bu Tika hanya mengambangkan senyumannya terhadap Bambang, tapi setidaknya Bambang paham kalau Bu Tika menyadari penyindirannya. Karena memang jam pelajaran Kimia hanya ada di kedua hari tersebut. Rabu dan kamis.
"Hehehe." Bambang cengar-cengir. Memangnya apa lagi yang bisa ia lakukan?
"Uhh! Bambang, Gila!" Satria mulai menyulut sumbunya.
Namun baru saja Satria memulai pengomporannya, tiba-tiba dua adik kelas yang sudah bertengger manis di depan pintu kelas mengalihkan perhatian semua. Ntah mengapa mereka tidak langsung masuk saja. Sudahlah, pasti kalian mengerti bagaimana para bojongs.
"Assalammualaikum, Bu mau absen." Kedua adkel itu masih berdiri di depan pintu. Salah satunya adalah bernama Vanya.
"Waalaikumsalam!" Semua menjawab. Tapi mau bagaimanapun suara VAILY, tetap pita suara Bambanglah yang mendominasi.
"Masuk dulu geh Dek, masuk!" Kata Bambang sambil melambaikan tangannya, menyuruh keduanya masuk.
"Assalammualaikum," ulang salah satu adkel yang akhirnya mau tidak mau, rela tidak rela harus menuruti ucapan Bambang. Meski disuruh atau tidak, ia pasti akan tetap masuk.
Ia adalah cewek bernama Vanya itu. Berjalan ragu-ragu menuju Bu Tika. Memang image Bu Tika saat kami pertama kenal, pas kelas sepuluh kami agak takut kepadanya. Tapi seiring berjalannya waktu, ternyata ia tidak semenakutkan itu. Dan mungkin itupun yang dirasakan Vanya (meski author sendiri nggak tau si Vanya di ajar Bu Tika apa nggak wkwk. Vanya, seandainya kamu baca ini, tolong beritahu aku!:v).
"Salim dulu geh Dek!" Suruh Satria karena melihat keraguan pada diri Vanya yang meliriki temannya agar segera ikut masuk. Bukannya berdiri di depan pintu dan menyaksikan dirinya yang diserbu oleh warga XI IPA 1 (kala itu).
Namun saat ia meminta tangan Bu Tika untuk bersaliman, guru tersebut sepertinya sedang tidak mood untuk bersalim seperti manusia pada umumnya. Karena memang biasanya ia lebih suka tos jotosan kepada semua muridnya.
Melihat hal yang terjadi di depan, seakan-akan membuat keibaan Bambang tergugah. Alhasil ia berseru, "sini Dek, salim sama kakak!" Bambang menaikkan tangan kanannya.
Sepertinya yang author perkirakan tadi benar, bahwasanya Vanya tidak diajar oleh guru itu. Pasalnya Vanya masih saja tetap menunggu tangan Bu Tika untuk bersalim.
Melihat peluang pembullyan atas dirinya semakin gencar dilakukan oleh penghuni kelas XI IPA 1, membuat Vanya akhirnya berani bersuara untuk mengajak teman yang dari tadi hanya menatapinya dari ujung pintu.
"Eh, ayo lho!" Ajak Vanya. Mungkin pirkirnya agar dikongekin berdua. Agar merasa punya kawan. Agar tidak hanya memelasi diri sendiri.
Saat kawannya ikut masuk, mereka pun kembali meminta tangan Bu Tika untuk bersaliman. Ketahuilah, pasti mereka malu banget saat itu. Di kelas kakel, tidak hanya dikongekin senior, tapi juga guru yang mengajar.
Sungguh, terlalu!
Bambang tentu mengambil kesempatan lagi, "sini sama kakak aja lho Dek!" Bambang masih setia dengan tangan terangkatnya.
Tapi tiba-tiba saja nyali Bambang ciut karena hal yang membuat sekelas ngaker.
"Eh, Bambang, kamu ngomong lagi ibu minus ya nilainya!" Ya. Memang itu yang selalu diancamkan Bu Tika kepada kami. Tolong, jangan ngakak terlalu keras. Dalam hati aja nggak papa.
Seolah ancaman mematikan, Bu Tika seketika saja membuat Bambang diam tak bisa berkutik lagi.
"Daripada di minus!" Batinnya.
"Hahaha..." nah, sekarang baru boleh ketawa bareng-bareng.
"Siapa yang nggak masuk kak?" Akhirnya kedua adkel itu bisa menanyakan inti dari tujuan mereka menghampiri kelas kami.
"NIHILLLLLLLL...!!!" Teriak sekelas berbarengan.
Lalu penghuni yang berada di pojok belakang kanan mengiba soal adegan yang baru saja terjadi. "Udah disuruh masuk, dikongekin, pas ditanya siapa yg nggak masuk jawabannya nihil. Ipa satu emang!" Ini suara-suara yang ada dipojokan.
***
Udah panjang nih, ya kan?
Vote dan komen dong! Hiyaaaa
Yang minta cepet apdet tuh, pahhem kan ya wkwk
Funfact:
1. Satria : doyan maenin burung (Main burung lovebird atau burung merpati). Mancing juga suka. Ngomongin soal burung, bahkan Satria suka nyetel suara burung di dalem kelas. Bahkan saat jam pelajaran *tergantung gurunya siapa sih, ya kali pas pelajaran Maam Nina dia setelin burung dia.
2. Ammir : olahraga. Dah gitu doang.
3. Bambang : hobi buat orang marah. Apalagi marah-marah! Dia juga hobi kentut sembarangan.
Cek IG : @azzahraark.wp

KAMU SEDANG MEMBACA
Our Stories [COMPLETED]
Non-FictionDemi kebaikan bersama, maka beberapa nama pemeran disamarkan. Cerita ini mengandung unsur kegabutan yang haqiqi, di mohon bagi gabut pemula jangan menjudge ceritanya karena sudah saya katakan cerita ini mengandung KEHUMORAN yang GABUT. Jangan lupa t...