25

77 11 6
                                    

Di pertengahan jam pelajaran kali ini kosong. Guru yang seharusnya mengajar tidak hadir dengan alasan urusan yang sangat penting. Sehingga membuat para bojong IPA 1 berulah dengan menggombali teman sekelas.

"Celine, tau nggak persamaan sudut trigonometri sama kamu?" Satria memulai startnya.

"Apa sih!" Celine yang memang dijuluki cewek cool oleh guru sejarah itu langsung memalingkan pandangannya lagi ke permainan hagonya.

"Nggak Bang, apaan emangnya?" Ujar Bambang dengan nada selembut sutra.

"Bang-Bang-Bang. Emang gue abang lo?" Tanya Satria sewot.

"Bambang teriak Bang-Bang. Hahaha." Ammir terkekeh.

"Iya. Lo kan abang gua." Bambang menjeda kalimatnya. "Abang-sattt...tria."

"HAHAHA."

"Bangsat lo!"

"Satria nih gaje deng emang, pake gombal-gombalin cewek." Ayu, mantan pacar Satria saat SMP itu berkomentar.

"Ohh, jadi kamu cemburu?" Tidak hanya Satria, tapi seluruh bojong sekelas meng-skak Ayu.

"Ayu cemburu, cieee." Ucap Dini.

Satria tertawa. "Yaudah kalo mau digombalin, bilang geh!"

"Nggak!" Ayu menatap permainan hago yang sedang ramai dimainkan oleh murid seantero sekolah.

Namun, tetap saja Satria melanjutkan ucapannya. Mengulang kalimatnya pada Celine tadi.

"Kamu tau persamaan sudut trigonometri sama kamu, nggak?"

"Bodo, Sat-Sat." Ucap Ayu tetap pada ponselnya.

"Jawab geh. Nggak tau BangSat. Gitu." Ujar Bambang.

Mendengar itu Ayu terkekeh dan mengulangi ucapan Bambang. "Nggak tau BANGSAT!" menekan kata terakhirnya.

Beruntung Satria sudah memantapkan gombalannya kali ini sehingga tidak terpengaruh dengan kata-kata bangsat dari mereka.

"Persamaannya itu sama-sama istimewa." Kata BangSat.

"Uhuyyy."

"Serrrrr."

"Ihirrrrrrrrrrrrr...."

Kemudian terdengar sahutan Ara dari sudut belakang bagian kiri. "Ikan hiu makan cacing. I love you my darling."

Ayu dan Ara memang sering berbalas pantun. Jadi tidak salah kalau Ayu memandang Ara yang juga memainkan hago dan membalas pantunnya. "Pergi ke pasar ketemu AwKarin. IYAINNN!!!"

Selanjutnya diambil alih lagi oleh Satria. "Yu, tau nggak perbedaan beruang kutub sama cinta?"

"Apa sih Sat?" Ayu menatapnya lagi. "Nggak tau. Dan nggak mau tau."

Namun tetap saja Satria melanjutkannya. "Kalo beruang kutub adanya diantartika. Kalo cinta adanya diantara kita."

"Tumpak tungserrrrr..."

"Ihirrrr serrrr."

"Auto balikan ini. HAHAHA."

"Emang Satria nih gaje ya?" Kali ini Malika yang bersuara.

"Iyaya Mal, ya?" Ayu menanggapinya.

"Hayo, Malika cemburu juga ini." Kata Ammir.

"Heleh pengin digombalin juga ini Sat. Sikattttt!" Ujar Bambang.

"Santai sih Mal, santai. Stok gombalan gua masih banyak kok. Tenang aja."

"LANJUTTTT..." Ucap para bojong.

"Mal, tau bedanya beruang kutub sama kamu?" Satria memakai gombalan yang sama seperti tadi. Hanya saja kata terakhirnya yang diganti.

"Berasa gimana gitu kalo kata cinta diganti Malika." Ujar Ammir.

"Nggak modal banget sih gombalannya. Bilang masih banyak stok, tapi yang dipake beruang kutub terus." Kinan yang berada di kubu kanan ikut bersuara.

"Diem dulu sih Nan! Ngantri kalo mau ikutan nih." Tampaknya Satria mulai emosi.

"Iya-iya. Lanjut."

"Cepet Mal. Tau nggak bedanya beruang kutub sama kamu?" Kali ini ucapannya ketus.

"Jangan emosi dong Sat, gombal kok ketus bener gitu." Saran Ammir.

Kemudian Satria mengulangi gombalannya dengan lembut sekali.

"Bomat Sat!" Jawab Malika.

"Kalo beruang kutub adanya diantartika. Kalo kamu adanya dihatiku." Agak nggak nyambung. Tapi emang gitu kata Satria.

"Dah habis. Habis!"

Kemudian Malika n d'genks keluar kelas untuk melanjutkan hagonya. Ada Kinan juga.

"Kinan mau kemana? Katanya mau ngantri?"

"Yang lain aja." Jawab Kinan dengan mata yang berpacu pada ponsel. "Celine tuh nungguin."

***

Wawai?

Cek IG : @azzahraark.wp

Our Stories [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang