24 (favorit author)

125 11 6
                                    

Hari jumat. Sehabis olahraga. Jamkos. Surga dunia bagi anak-anak Vaily.

Bambang dan Ganta sudah menimbrung di meja Satria dan Ammir yang memang setiap harinya rolling hingga mereka berada dibarisan ketiga dari depan. Bahkan kedua cowok yang mengungsi tempat itu meraih kursi lain untuk diduduki.

Para bojongers sedang memainkan aplikasi ometv dengan Satria yang mengetuai. Cewek diseberang ponsel Satria menjawab ketika ditanya usianya.

"Dua puluh tiga."

Namun, Bambang memelesetinya dengan mengulang jawaban cewek berusia 23 tahun katanya itu. "Enam puluh tiga, ess."

"Wih, dua puluh tiga?" Tanya Satria.

"Ayolah. Masih belum jauh gitu, ess." Ammir mendukung Satria.

"Belomlah. Masih belum jauh lah mba. Bisalah. Insyaallah ya mba?"

Belum terdengar jawaban dari seberang. "Bissmillah mba supaya alhamdulillah."

Kemudian dua cewek itu mengganti teman channelnya.

"Nah, kan. Digantikan? Takut dia." Ujar Satria.

Sesaat kemudian teman ngobrol Satria berganti menjadi cowok. Dia juga berdua.

"Ototnya itu gede juga. Otot. Otot." Satria memperlihatkan otot yang tak tertampil sama sekali ke ponselnya.

"Woy, mantap jiwa. Tinggal dimana kau?" Seketika logat bicara Satria berubah menjadi logat batak. Padahal yang bersuku batak di situ hanya Ganta, teman sebangku Bambang.

Jawaban cowok di seberang itu dipertanyakan kembali oleh Satria. "Di dunia?"

"Aku planet mars." Tambah Satria. "Wohhh, gua mars ess. Tetanggaan."

"Dunia ini. Dunia ini bumi dan seisinya." Jelas Ammir kepada temannya yang duduk di belakang.

"Seriusan tinggal dimana?"

Jawaban dari seberang kembali diucapkan oleh Satria dengan logat bataknya. "Situbondo?"

"Aku Medan." Tidak usah bertanya apakah Satria berdusta atau tidak. "Medan. Medan." Satria memberitahu lagi. "Batak. Batak. Tau kau?"

Respon kedua cowok itu membuat Bambang mengumpat keras. "Anying-anying, goblok betul lho." Ia menggaruk kepalanya.

Namun, dengan sabar Satria menjelaskan. "Batak. Danau toba, tau danau toba?"

"Di pinggirannya." Ammir mengarahkan pembicaraan mereka.

"Di pinggiran danau toba. Ada tiang listrik. Aku kesetrum di situ." Satria membuat teman di sekitarnya terkekeh karena ucapannya.

Tampaknya cowok dua diseberang itu rupanya tidak mempercayai Satria. "Betulanlah aku." Satria membujuk.

"Aku tadinya jelek, sekarang lumayanlah." Alasan Satria untuk membuat cowok itu percaya tambah membuat teman-temannya ngakak.

"Bohong." Kata cowok di seberang.

"Bohong-bohong terus kau."

"Seksi juga sampingmu." Satria menunjuk layar ponselnya.

Seisi kelas tergelak dengan ucapan Satria. Membuat Ammir yang penasaran pun ikut mendekat untuk melihat orang yang dibilang seksi itu.

"Hah?? Ngomong yang agak keras, ini aku agak budeg lagi."

Bambang tertawa geli mendengarnya.

Cowok berkaus hitam tanpa lengan itu mendekat ke kamera ponselnya. Berucap sesuatu kepada Satria.

"Ohh??" Satria kembali berucap ketika cowok seksi itu melakukan sesuatu. "Weehh, biasa aja. Becanda kita."

"Dia ini, laki-laki dia." Cowok berbaju merah memberitahu tentang cowok seksi di sebelahnya.

"Laki-laki? Agak perempuan sedikit." Ucap Satria.

"HAHAHA."

Cowok berbaju merah berbicara lagi yang membuat Satria bertanya. "Mana?"

Rupanya cowok itu tidak hanya berdua. Ada seorang cewek di sana yang tiba-tiba nongol.

"Wohhh, macam tuyul." Satria berkata secara hiperbola ketika cewek itu muncul di layar ponselnya.

"HAHAHA."

"Oke sampai jumpa. Sampai jumpa di danau toba ya? Di pinggiran. Sebelah kiri, utara, barat." Satria hampir mengucap semua arah mata angin. "OKE?"

***

Perlu videonya juga?:v
Butuh voting untuk ini wkwk
Part terfavorit author nihh😂
Follow ig @azzahraark.wp kalo mau liat tingkah laku para bojongers ya gaezz😊

Our Stories [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang