Tik Tik Tik
Hujan baru saja berhenti dari derasnya, menyisakan titik titik air yang berjatuhan dari pucuk dedaunan.
Malam ini udara sangat dingin, mungkin karena cuaca akhir-akhir ini yang selalu hujan tiap malam menjelang.
Tampak seorang lelaki kurus dengan jaket berwarna biru sedang mengendarai kendaraan roda duanya menembus dinginnya malam ini. Terlihat dari pudaknya yang beberapa kali bergetar karena udara dingin masih bisa menembus jaketnya membuatnya menggigil dan ingin segera sampai ke dalam rumahnya.
Thecno, lelaki yang sedang menggigil itu masih tetap nekat mengendarai motornya menembus dinginnya malam ini. Ia ingin ngebut sebenaranya, tapi sepertinya motornya tidak bisa diajak berjalan cepat, mau bagaimana lagi motor milik Thecno tidak seperti motor-motor milik temannya yang merupakan motor keluaran terbaru. Thecno masih setia dengan motor bututnya. Warisan dari ayah , begitu jawaban Thecno jika ada yang bertanya kenapa dia tidak ganti dengan motor yang baru.
Bukan hanya dinginnya malam saja yang mengganggu pikiran Thecno malam ini.
Beberapa kali dia melirik kaca spion di motor kesayangannya, ada sebuah mobil yang sejak tadi masih setia berada di belakang Thecno.
Thecno memang sering dikatakan bodoh oleh teman-temannya, namun Thecno tidak sebodoh itu untuk tidak curiga dengan mobil yang selalu mengikutinya sejak keluar dari lapangan sepak bola apalagi di sepanjang jalan hanya ada Thecno dan mobil itu saja yang lewat.Thecno tidak bisa melihat warna atau plat nomor mobil itu karena terlalu silau dengan lampu depannya. Thecno mencoba acuh, barangkali itu temannya, atau mungkin mahasiswa yang baru selesai mengerjakan tugasnya sampai malam. Toh ini masih di sekitar kampus, jadi pasti masih aman-aman saja, pikir Thecno mencoba menenangkan diri.
Walaupun begita, setiap ada tikungan Thecno selalu menyempatkan diri untuk melirik spion hanya untuk melihat apakah mobil itu berbelok atau masih tetap berada di belakangya. Seharusnya si pengendara mobil bisa saja melawati Thecno melihat sepinya jalan dan motor Thecno yang memang tidak bisa digunakan untuk ngebut.
Entah kenapa Thecno merasa was-was, walaupun dia lelaki tapi dia tahu dirinya tidak pandai berkelahi, apalagi badannya yang kurus pasti bisa dihempaskan dengan sekali pukulan.
Thecno mencoba memberanikan diri, dia menghentikan kendaraannya dengan tujuan ingin mengajak bicara si pemilik mobil. Thecno tidak memingirkan motornya. Dia langsung berhenti tepat ditengah jalan, toh hanya ada mobil itu saja jadi tidak masalah.
Thecno turun dari motornya, dengan perasaan dag dig dug dia memutar badannya kebelakang dan....
WUSSHHH
Belum sempat dia melihat mobil tersebut, si pemilik mobil sudah melewatinya dengan cepat. Bahkan Thecno bisa merasakan seperti ada angin kencang yang tiba-tiba melewatinya.
"Haahhh.....setidaknya dia sudah pergi..."
Thecno membuang nafasnya berat, merasa sedikit lega.
Ia melanjutkan perjalanan pulangnya, sepertinya sudah aman, begitu pikir Thecno.
----------------------------------------------------------
Sesampainya di rumah Thecno hanya melihat adiknya, Thecnic yang sedang bermalas-malasan berbaring di atas sofa menonton film sambil makan cemilan dengan soda yang tinggal setengah botol, sepertiya sebentar lagi akan habis mengingat Nic yang merupakan pecinta minuman bersoda.
"Ai Nic, lagi nonton film apa?"
No mencoba menyingkirkan kaki Nic karena dia ingin duduk disebelanya, Nic yang tidak mau bangun dari posisi ternyamannya malah meletakkan kedua kakinya di atas paha No.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Brother's Best Friend
RomansaKengkla seorang anak lelaki SMA menyukai kakak dari sahabatnya sendiri. Dia tidak peduli walaupun usia mereka terpaut 3 tahun, Kengkla selalu bisa mendapatkan apa yang dia mau. "Oohh, iya dia phi..." "Dia imut, kenalkan aku dengan dia!" Nic yang be...