35

2.4K 168 47
                                    

.

"Kau benar phi, hubungan ini gak akan bisa diperbaiki." Kengkla menundukkan kepalanya, aku mencoba meraihnya, membawanya ke dalam pelukanku.

Namun untuk pertama kalinya Kengkla menepis tanganku.

"Hentikan, phi. Berhenti membuatku berharap jika phi masih terus lari dariku."

Kengkla pergi meninggalkanku bersama kotak merah yang di jatuhkan dari genggamannya.

Sakit. Saat aku tahu kali ini Kengkla akan benar-benar meninggalkanku bersama dengan tangisnya.

'Kau memang bodoh No. Kau orang paling bodoh dan brengsek di dunia ini'

Sekali lagi, waktuku terasa terhenti bersama dengan kotak kecil yang terjatuh mengeluarkan sebuah cincin dengan ukiran namaku dan Kengkla.

.

Author POV

.

Suara kembang api sudah tidak terdengar lagi riuhnya namun tempat itu masih penuh sesak dengan para pengunjung yang enggan meninggalkan tempat tersebut. Sangat sesak, hingga perasaan itu menjalar di dada Techno.

"No? lo baik-baik aja?" Pond yang selama ini memperhatikan kedua orang itu dari jauh mendekati Techno yang kini hanya bisa menundukkan kepalanya. Ia tahu pemuda itu sedang menahan tangisnya.

Dalam tunduknya, Techno menggelengkan kepalanya berkali-kali. Pond bisa mendengar suara lirih Techno yang terus berkata bahwa ia tidak sedang baik-baik saja.

"Kejar dia No.." ucapnya sambil mengelus pelan pundak yang terlihat rapuh itu.

"Gu, gue gak bisa phi!" Techno menggenggam erat kaos Pond dengan kedua tangannya yang bergetar, pandangannya ia angkat keatas menatap Pond dengan penuh keputusasaan.

"Gue harus gimana? Ini sakit sekali phi..."

.

Techno masih dalam isakannya saat keadaan sekitar mulai sepi pengunjung, orang-orang mulai turun sedikit demi sedikit seakan memberikan ruang untuk Techno menenangkan dirinya.

Pond hanya mengenal Techno selama 8 bulan, dan selama itu juga Pond selalu melihat Techno seperti adiknya. Seorang yang rapuh dan selalu memikirkan orang lain diatas kepentingannya.

"Ck! Gue udah gak tahan lagi!" ucapnya tiba-tiba dan dengan cepat ia menggeret Techno untuk mengikuti langkahnya.

"Phi?" Dengan wajah yang sembab dan hidung yang masih memerah Techno terpaksa mengangkat wajahnya.

"Phi kita mau kemana?" tanyanya kembali dengan suara yang masih serak.

"Ke lobi."

"Huh? Ngapain?"

"Kuncinya ketinggalan di dalem kamar, kita gak bisa masuk." Jawabnya dengan wajah serius.

"O,oh..."

"Lap-in dulu gih, air mata sama ingus lo!" Perintah Pond dan Techno mengambil sapu tangan yang disodorkan pemuda itu untuknya.

"Makasih phi..."

'Kenapa mukanya kayak gitu? P'Pond pasti marah karena gue nangis di bajunya....'

.

Techno menunggu Pond yang kini tengah berbicara dengan resepsionis. Pemuda berwajah mesum itu kemudian berjalan kembali dengan senyum lebar di wajahnya.

'Gila ni orang? Tadi marah sekarang senyum-senyum kayak orang mesum.'

"Lo mikir apa?" tanya Pond ketika sudah berdiri tepat di depan Techno yang kini menggelengkan kepalanya dengan cepat.

My Brother's Best FriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang