3o

1.8K 179 27
                                    

.

Matahari sudah tidak menampakkan lagi wujudnya, lapangan sudah mulai gelap dengan penerangan lampu seadanya.

Masih ada beberapa mahasiswa yang baru saja menyelesaikan latihannya dan tengah beristirahat di ruang loker. Begitu juga Technic yang bukan merupakan salah satu anggota tim mereka.

"Serius, Nic!! Lo mau ngikutin gue sampai kapan!!"

Gerutu Champ sambil membanting pintu lokernya.

"Sampai P'Champ mau nolongin gue!" pemuda yang masih saja kekeuh dengan kemauannya berdiri tepat di belakang Champ membuat pemuda yang lebih tua itu sedikit ciut melihat tatapannya.

"Apa lo gak ada kelas hari ini? Seharian lo udah ngikutin gue, lo gak capek apa?"

"Gue masih bisa ngikutin P'Champ besok, besoknya lagi dan besoknya lagi sampai P'Champ mau nolongin Nic!"

Champ menelan ludahnya bulat-bulat, kemudian ia mengambil ponsel yang ia letakkan di dalam loker.

"Gue hubungin Type dulu-"

Technic segera menggenggam ponsel Champ menghentikannya Champ yang sedang menscroll mencari nama Type.

"P'Type gak boleh tau, karena gue bisa dibunuhnya nanti." Lanjut Nic dengan tatapan serius.

'Gue juga bisa dibunuh dia kalau gue gak ijin dia dulu, bambang!!'

.

.

Kengkla berjalan memasuki sebuah café yang Nic sebutkan beberapa jam lalu. Untuk pertama kalinya dalam setengah tahun lebih Nic tiba-tiba mengirim pesan untuknya.

Pemuda tampan itu memandang ke segala sudut mencari keberadaan Nic namun nihil hingga seorang gadis yang masih bisa Kengkla ingat dengan jelas memanggilnya.

"Nong Kla kau sudah datang, duduklah disini."

Kata gadis tersebut namun hanya diacuhkan saja oleh Kengkla yang langsung melenggang pergi dan duduk di tempat lain.

Tidak putus asa gadis tersebut pindah untuk duduk bersamanya dengan membawa segelas orange juice miliknya.

"Ma, maaf. Kamu pasti terkejut karena aku langsung panggil kamu..."

Kengkla hendak berdiri kembali namun terhenti ketika gadis itu melanjutkan ucapannya. "Ja, jangan pergi dulu. Nong Nic yang memintaku untuk kesini, dia sedang ada urusan penting jadi sedikit terlambat..."

Kengkla memandang gadis itu tajam.

'Sejak kapan mereka jadi sedekat ini?'

Namun kemudian ia memutuskan untuk tetap duduk dan sibuk dengan ponselnya, mengacuhkan gadis yang terlihat gugup di depannya.

Hampir 30 menit mereka berdua menunggu Nic namun seorang yang ditunggu tidak kunjung datang. Kengkla yang mulai tidak sabar beranjak dan pergi meninggalkan meja tersebut diikuti oleh gadis di belakangnya yang masih terus memintanya untuk menunggu sebentar lagi.

Dari kejauhan Nic melihat Kengkla yang sudah berjalan menuju parkiran bersama gadis tersebut, ia berlari sekencang mungkin sebelum sahabatnya itu pergi meninggalkan café.

"Nong, Nic sebentar lagi akan sampai.."

Gadis tersebut mencoba memegang lengan Kengkla namun di tepisnya dengan kasar, karena terkejut gadis itu memundurkan langkahnya.

"P'Alice! Kamu gak papa?" teriak Nic yang sudah berada di belakangnya dengan nafas tersengal-sengal.

"Oh, jadi sekarang lo bantuin cewek itu buat deketin P'No?"

My Brother's Best FriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang