24

2.1K 174 27
                                    

.

Cahaya terang tiba-tiba masuk dan mengganggu waktu tidur seorang pemuda yang sedang bergumul dengan selimut tebalnya. Ia masih ingin memejamkan matanya, entah kenapa badannya terasa sangat sakit. Pria itu masih merasa sangat lelah dan tidak ingin diganggu oleh siapapun saat ini.

"P'No~!!"

'Gue masih pingin tidurrr!'

"P'No!!"

'Apaan sih! Gak tau apa badan gue rasanya udah mau remuk!!'

Seorang yang memanggil Techno berkali-kali sama sekali tidak digubris oleh si empunya nama. Techno memutar badannya, menutup kepalanya dengan bantal guna menghilangkan suara yang terus mengganggunya. Namun seorang yang memanggilnya sudah tidak tahan lagi dengan tingkah kakaknya ini dan ia semakin mendekatkan dirinya pada sang kakak.

"P'NOOOOOOOOO!!!!!!"

Teriakan Technic yang sangat keras membuat Techno terperanjat dan saat itu juga rasa sakit yang luar biasa muncul di bagian bawahnya.

"Aduh!! Adududuhhh!!!!"

Techno tidak tahu kenapa bagian bawah tubuhnya terasa amat sakit dan ia hanya bisa mengelus pantatnya sambil mengaduh kesakitan.

"Sesakit itu P'No kehilangan keperawanan?"

Techno melirik tajam pada adiknya yang sekarang sedang terkekeh di depannya.

"Perawan? Lo pikir gue cewek!! Adududuhh!! Ughh! Kenapa ini sakit banget??!!"

Techno menunggingkan badannya, terus mengelus pantatnya dan mengaduh kesakitan.

"Ha? Memang apa lagi? Semalamkan lubang phi baru aja dimasukin...kekeke!"

'Dimasukin?'

Kalimat sang adik membuat Techno kembali memutar ingatannya, mengingat malam dimana ia dan Kengkla melakukan 'itu'. Dan tidak membutuhkan waktu lama seluruh wajah Techno sudah menjadi semerah tomat

'Gue? Gue semalemm!? Kenapa gue bisa nglakuin itu! Gue udah gak pera.........?? Bukan! Bukan! Gue udah gak perjaka!!!'

"Tunggu! Nic, kenapa lo bisa tahu?"

"Menurut P'No siapa lagi yang ngebantuin Kengkla ngangkat phi ke kamarnya karena pingsan dari ronde pertama?"

'Ai'Nooooo!! Lo bego Ai'Nooo!! Harusnya bukan lo yang jadi ceweknya!!'

Pria kurus itu tak kuasa menahan malu hingga ia hanya bisa memukul-mukul kasur empuknya. Nic terus tertawa melihat tingkah kakaknya dan memintanya untuk segera turun untuk sarapan.

.

Drrtt Drrtt

Ponsel hitam milik Techno bergetar di atas meja makan saat Technic hendak menyuapkan nasi ke dalam mulutnya. Aktifitasnya terhenti karena ia tahu sang kakak sedang mencuci piring kotor di dapur tidak jauh darinya. Sebagai adik yang perhatian karena kakaknya sedang kesulitan berjalan, ia membawakan ponsel itu untuk Techno.

"Phi, ada telephone."

"Dari siapa?"

"Nomor gak di kenal."

"Tolong tekenin tombol jawabnya dong Nic, arahin ketelinga gue juga, tangan gue lagi basah."

Technic melakukan sesuai instruksi sang kakak, memegangkan ponselnya dengan Techno yang berbicara sambil sibuk mencuci piring kotor di hadapannya. Beberapa saat kemudian sang kakak tiba-tiba berubah menjadi antusias saat ia tahu dari siapa penelepon itu berasal.

My Brother's Best FriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang