26

1.8K 172 20
                                    

.

Flashback

Signature Café, pukul 10:15 am.

Beberapa menit yang lalu Type dan Champ baru saja meninggalkan Techno yang sekarang duduk bersama seorang pria paruh baya yang mengenalkan dirinya sebagai ayah Kengkla dan Tharn.

"Om tahu alasan kenapa ia merubah pikirannya itu." Seorang yang mengaku sebagai Ayah Kla menatapnya tajam, Techno semakin mengeratkan genggamannya. Ia takut jika ialah sumber dari kekecewaan ayah Kla karena ia tahu, Kengkla melakukan semua itu hanya untuk bisa bersama dirinya.

"Kamu, Techno. Benar bukan?"

Techno merasa sangat bersalah hingga ia tidak bisa menjawabnya. Orang tua Kengkla sudah menyiapkan masa depan terbaik untuk anaknya dan Techno malah menjadi seseorang yang telah menghancurkan impian Kengkla dan Orang tuanya.

"Maaf, om... maaf, seharusnya saya saat itu memaksanya untuk tetap pergi. Maafkan saya telah membuat Kengkla jadi mengecewakan anda."

Techno menundukkan kepalanya, ia terus menundukkan kepalanya karena ia merasa gagal menjadi seseorang yang lebih tua. Seorang yang seharusnya lebih bisa mengayomi Kengkla bukan malah menuruti keegoisannya.

"Apa kamu berpacaran dengan anak om."

DEG!

Pemuda kurus itu belum sempat mengangkat kepalanya namun sebuah pertanyaan yang paling ia takutkan muncul dari orang tua Kla. Ya, Techno takut, sangat takut. Ia tahu saat seperti ini pasti akan datang. Saat dimana mereka akan menghadapi kenyataan dimana orang-orang akan menolak hubungan mereka.

Seorang pria yang sedari tadi berdiri tidak jauh dari ayah Kla mendekatkan dirinya, membuka sebuah koper hitam dan mengeluarkan sesuatu yang membuat seluruh tubuh Techno terpaku. Tenggorokannya terasa tercekat hingga ia tidak bisa mengatakan apapun dari bibirnya.

Beberapa foto menampilkan dirinya dan Kengkla berada di dalam mobil. Foto dimana mereka sedang berhubungan badan yang diambil dari jarak yang tidak begitu jauh dari halaman rumahnya. Dengan cahaya di dalam mobil Kla yang menyala jelas menampilkan dirinya dan Kengkla sedang berpelukan disana.

"Anak itu benar-benar berani bukan? Melakukan sesuatu yang tidak seharusnya ia lakukan."

Ayah Kla menggeser beberapa foto tersebut, meletakkannya tepat di depan Techno.

"Bukankah ini sesuatu yang sangat mengecewakan para orang tua, sangat mengecewakan, sangat tidak tahu aturan, dan sangat membebani kami para orang tua."

"............"

"Benar bukan? Techno?"

Techno menggigit bawah bibirnya, "Saya minta maaf om, tapi saya mencintai anak om, kami saling mencintai om."

"Tahu apa kalian soal cinta! Kalian bahkan terlalu kecil untuk mengetahui dunia luar seperti apa!!"

Suara ayah Kengkla yang seketika meninggi menghentakkan tubuh Techno, bahkan beberapa orang disana ikut berbisik melihat apa yang terjadi diantara mereka.

Techno mengeratkan genggamannya lagi, pemuda kurus itu berusaha sekeras mungkin untuk menenangkan pikirannya. Ia harus bisa meyakinkan ayah Kengkla jika mereka bisa bahagia dengan hubungan mereka sekarang.

"Maafkan kami. Tapi saya berjanji akan membahagiakan Kengkla! Saya yakin, kami akan-"

"Kau bahkan tidak bisa mencari tempat magang untukmu sendiri dan sekarang berjanji akan membahagiakan anak om?"

Nafas pemuda itu terasa tercekat mendengar kalimat ayah Kla. Bagaimana orang itu bisa mengetahui Techno yang kesusahan mencari tempat magang?

"Bahkan tanpa bantuan anak om, kau bukan siapa-siapa? Om heran kenapa kamu bisa di terima di kampus sebagus ini dengan nilai-nilaimu? Cih, bahkan anak itu meminta untuk menjadikanmu karyawan nantinya? Mau jadi apa perusahan pamannya nanti."

My Brother's Best FriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang