Special Chapter 2

2.7K 273 35
                                    

.

Pria berbadan kecil itu keluar dari kamar mandi dengan handuk yang melingkar di pinggangnya. Ia mengusak handuk kecil di rambut basahnya, mencoba mengeringkannya dan berjalan menuju lemari pakaiannya.

Greek

"...."

Pria itu tidak berkata sepatah katapun saat mendapati seragam lamanya yang masih tergantung di lemari pakaian.

====

Pagi itu seperti hari-hari biasanya, Kengkla sarapan di meja makan besar yang terlihat sangat mahal namun terasa sangat menyedihkan ketika hanya ada satu anak lelaki berseragam SMA dengan wajah lebam yang masih menghiasi paras tampannya. Dia hanya makan sendirian diiringi dengan suara sendok yang hanya ia mainkan di atas piring makanan, enggan untuk menikmati masakan yang sudah susah payah dibuat oleh koki di rumahnya.

"Bi, seragam baruku mana?" Tanyanya singkat pada seorang assisten rumah tangga yang berdiri tidak jauh darinya.

"Maaf, mas Kla. Kemarin bibi sudah mau ambil ke tempat penjahitnya, tapi katanya karena pesanan mereka terlalu banyak mereka gak bisa nemu seragam mas Kla. Nanti coba bi Tum kesana lagi."

"Ck!" Kla berdecih sebal, yang benar saja, ia sudah membayar mahal tapi penjahit itu tidak professional. Bagaimana bisa seragamnya hilang? Bahkan seluruh kota bilang dia adalah designer termahal di sana.

"Pak Tawan, ayo berangkat!"

Kengkla menarik tasnya berjalan keluar dengan supir Kla yang mengikutinya dari belakang.

Sesampainya di garasi rumahnya, tiba-tiba Kengkla memajukan tanggannya di depan supir tersebut meminta sesuatu padanya.

"A-apa mas Kla?" Tanyanya bingung

"Biar Kla yang nyetir. Mana kuncinya, pak."

"Jangan! Mas Kla belum cukup umur!"

"Kan ada pak Tawan, bapak bisa jagain Kla di kursi penumpang."

Kengkla segera menarik kunci mobil yang di bawa supirnya, pria paruh baya itu bingung ketakutan meminta Kla untuk segera mengembalikan kuncinya dan membiarkan dia saja yang menyetir namun yang diminta hanya acuh saja dan langsung menyalakan mesin mobil tersebut membuat supirnya mau tidak mau duduk di kursi penumpang dengan perasaan was-was.

Kengkla kini sedang mengendarai mobilnya dengan cepat, tidak menghiraukan supirnya yang sedang berdoa ketakutan di sampingnya.

Mobil hitam itu berhenti di depan sebuah supermarket, bahkan masih membutuhkan beberapa kilo untuk sampai di sekolah Kla. Tidak peduli dengan teriakan supirnya, Kla keluar dari mobil dan berkata pada supirnya untuk tidak memberitahu ayahnya.

Supir Kla berlari, ia sudah bertekad tidak akan membiarkan tuan mudanya untuk membolos lagi.

"Pak Tawan ngapain sih, lepasin tangan Kla!"

"Gak bisa mas Kla, mas harus masuk sekolah hari ini."

"Kla gak mau masuk sekolah, pak! Apalagi masih pake seragam yang lama! Udah lepasin tangan Kla!"

Kengkla menarik tangannya tiba-tiba dari genggaman supirnya membuat lelaki paruh baya itu terjatuh.

Bruk

Anak SMA itu hendak menolong supirya namun niatnya terhenti ketika melihat seorang lelaki yang tidak asing tengah membantu pria paruh baya itu dengan cekatan.

"Bapak gak papa? Woy! Nong! Jangan seperti itu sama orang tua!"

Teriak lelaki itu yang ternyata adalah pria berisik yang Kengkla temui di supermarket yang sama kemarin.

My Brother's Best FriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang