28

1.9K 190 27
                                    

WARNING
18 + ONLY
READER DIHARAP BIJAKSANA
.

Ding!

From: Stupid Techno

Jemput gue di jl. OO no.11.

Ajak Champ juga, gue traktir minum! ^^

"Ada apa?"

Tharn ikut melirik pesan yang baru saja masuk di ponsel kekasihnya, "Kalian mau minum-minum lagi?" lanjutnya bertanya.

Seorang yang ditanya hanya mengaggukkan kepalanya mengiyakan pertanyaan Tharn.

"Gue boleh ikut?"

"Gak!"

Type langsung berdiri mengambil kunci mobilnya dan pergi meninggalkan kekasihnya yang sekarang tengah memasang wajah masamnya.

"Awas kalau pulang mabuk! Aku bikin kamu gak bisa jalan besok!!"

Type memperlihatkan kepalanya di balik pintu, memberikan ciuman jarak jauh untuknya.

"Tunggu gue! Cup!"

"Sial! Gue kalah lagi dari dia." Gumamnya dengan semburat merah di pipinya.

.

.

Type dan Champ sudah sampai di tempat tujuan sejak 10 menit lalu namun yang ditunggu belum juga terlihat batang hidungnya.

"Ngapain ai'No kesini? Bukannya ini kawasan perkantoran ya?"

Type mengedarkan pandangannya sambil mencari sahabatnya yang belum datang. Namun pandangannya tiba-tiba tertuju pada sebuah gedung yang menjulang tinggi, terletak cukup jauh dari tempatnya memarkirkan mobil. Namun nama dari bangunan itu masih bisa Type baca dengan jelas, nama yang sering ia dengar akhir-akhir ini.

'Jumongkul?'

"Sorry, tadi gue cari toilet dulu."

Seorang yang sedari tadi ditunggu telah datang, mengalihkan pandangan Type menjadi tertuju pada sahabatnya itu, Techno.

"Kenapa?"

"Ah, enggak, kenapa lo kesini?"

Techno memalingkan wajahnya menghindari kontak mata dengannya, "Cari tempat magang."

'Dia berbohong...'

Type merasa ada yang disembunyikan Techno darinya dan Champ.

.

.

Malam itu Kengkla menghabiskan malam di sebuah restoran bersama ayahnya, malam yang terasa panjang baginya ketika harus duduk bersama seorang yang telah menghancurkan hubungannya dengan Techno.

"Ayah senang kita bisa makan malam berdua."

"Sayang, aku gak senang sama sekali."

Pria paruh baya itu menyunggingkan senyuman mendengar kalimat sang anak.

"Seharusnya tadi ayah ajak Tharn juga kesini."

"Langsung saja, apa yang mau ayah bicarakan?"

Di letakkannya garpu dan pisau dari kedua tangannya, memandang sang anak dengan serius.

"Ayah mau kamu tahun depan ambil kuliah di Australia dan lanjutkan bisnis ayah. Jika kamu bisa melanjutkan bisnis ayah maka Jumongkul Group bisa kita kuasai semuanya."

"........."

"Ayah sudah menanam saham di perusahaan paman-pamanmu, kau tinggal memanfaatkannya agar perusahaan itu bisa jatuh di tanganmu nantinya."

My Brother's Best FriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang