Side Story-Pillow Talk

2.4K 168 16
                                    

.

Hembusan nafas berat seolah saling bersautan satu sama lain. Dinginya AC sudah perlahan menghilang diikuti jarak keintiman mereka yang mulai enggan terpisahkan. Suasana di dalam kamar tersebut semakin memanas begitu'pun dengan suhu tubuh mereka, kedua insan itu memutuskan untuk berhenti saat dirasa puncak kepuasaan telah terpenuhi. Mereka saling merebahkan tubuh polosnya yang kini sudah penuh dengan peluh.

"Kla...?"

"Ya, phi...?"

"Kurasa kita harus mengurangi aktifitas ini?"

Kengkla membalikkan tubuhnya menghadap Techno yang masih berusaha mengatur nafasnya.

"Kenapa? Phi gak suka? Kla gak bisa memuaskan phi?" rentetan pertanyaan yang muncul dari mulut Kengkla entah kenapa terdengar memalukan di telinga Techno.

"Bukan begitu...."

"Terus?"

Kengkla semakin mendekatkan dirinya agar bisa melihat wajah kekasih yang sudah bersamanya selama 3 tahun ini.

"........."

Tidak ada jawaban dari Techno, pemuda yang kini sudah bekerja di salah satu perusahaan milik negara itu menatap Kengkla yang tengah memandangnya dengan wajah penuh tanya.

"Phi? Phi gak selingkuh dari aku'kan?"

"Huh? Gak mungkin phi selingkuh dari kamu! Lagian yang tiap hari selalu dapat pernyataan cinta dari cewek-cewek kan kamu, Kla?"

"Tapi Kla cuma cinta sama P'No! phi tahu itu-hmmpp!!"

Techno dengan cepat menutup bibir pemuda itu dengan tangan kirinya, dia sudah terlalu hafal dengan pernyataan cinta Kla yang hampir setiap hari dia dengar.

"Phi jahat banget!" gerutu Kengkla saat sudah berhasil melepaskan tangan Techno dari bibirnya.

"Bukannya jahat, apa kamu gak malu tiap hari bicara seperti itu?"

"Kenapa harus malu?"

"Karena phi malu tiap kali dengar itu....." gumam Techno membuat Kengkla semakin mendekatkan wajahnya mencoba menangkap jawaban Techno yang terdengar sangat lirih di telinganya.

"Apa phi?"

"Tsk! Udah ah! Phi capek mau tidur!" Pemuda jangkung itu mencoba menutup wajahnya yang mulai memerah dengan selimut tebalnya namun terhalang dengan Kengkla yang kini berada di atasnya.

"Phi belum jawab pertanyaan aku?"

"Pertanyaan apa?"

"Tadi phi minta kita gak sering tidur bareng kan?"

Pemuda yang berada di bawah kungkungan si pemaksa menganggukkan kepalanya pelan.

"Kenapa?"

"Itu karena..."

"Phi gak suka?"

"Bukan!! Phi suka! Suka banget malah!!" ucap Techno dengan mantap namun dengan sekejab wajahnya semakin memerah mendengar ucapannya sendiri.

Melihat ekspresi sang kekasih, pemuda yang lebih muda itu menyeringai dan mulai bermain dengan dada putih Techno.

"Klaa!!!! Jangannn!!!" Pemuda yang berada di atasnya tidak peduli dengan permohonan Techno, ia tetap bermain dengan gundakan merah itu menggunakan lidahnya dengan lihai sambil menatap wajah kekasihnya yang mulai terlihat ingin menangis.

"Hei, phi? Kenapa menangis?" tangan besar itu mulai mengusap air mata di wajah Techno.

"Udah berhenti...nanti kalau kita begituan lagi gimana?" rengeknya semakin membuat Kengkla gemas melihatnya

"Enak dong, masih ada 6 jam lagi sebelum pagi." Godanya.

"Kla...!!!"

"Iya, sayang~"

"Jangan bercanda! Phi gak mau kamu kecapekan! Besok kamu harus ke bandara pagi-pagi buat pembukaan restoran baru'kan?"

Techno mendorong tubuh Kengkla yang sedari tadi menindihnya. Kedua pemuda itu duduk saling berhadapan dengan Techno yang memasang wajah cemberutnya dan Kengkla yang berusaha keras menahan tawanya. Ia terlalu gemas hingga ingin memakan phinya lagi.

"Phi gak mau kamu kecapekan! Pokoknya sekarang kita tidur!" titah Techno.

"Gemesss banget sih phi!!!" ucap Kengkla menarik kedua pipi bulat Techno.

"Kla! Phi serius!"

"Aku juga phi...." Jawab pemuda itu yang kini membelai lembut pipi sang kekasih.

"Yaudah, ayo istirahat. Kamu harus tidur biar besok bisa jadi bos yang baik."

"Iya, sayang."

Kengkla mengecup bibir Techno singkat, merebahkan tubuh mereka yang sudah sangat lelah karena aktifitas mereka seharian. Tangan besar Kengkla kembali memeluk pinggang Techno, menggodanya dengan sedikit gelitikan membuat Techno semakin mempautkan bibir tebalnya.

"Kla!"

"Hehe, iya, aku berhenti phi."

'Gimana aku gak makin sayang sama kamu phi, disaat harusnya aku yang lebih mikirin badan kamu tapi kamu malah lebih mikirin aku.'

Kengkla menenggelamkan kepalanya, mencium tengkuk sang kekasih yang nafasnya kini sudah teratur menikmati mimpi indahnya.

"I love you, phi..."

Dan pemuda yang berada dalam hangatnya pelukan menyunggingkan senyum manisnya.

.

.

.

.

Otor mutusin buat bikin side story nih, siapa tau ada yang kangen sama cerita ini ehe #ngarep

BTW otor bikin cerita baru nih, jangan lupa di next lagi yaah habis ini ^^

Salam hangat, semoga bahagia selalu reder <3


My Brother's Best FriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang