Udah yuk ah, berangkat, ntar telat"lanjut gevinna setelah itu ia pun langsung masuk ke dalam mobil.
Gino yang melihat tingkah adiknya itu hanya bisa menggeleng pasrah, dan mengukir tipis senyuman dibibirnya yang merah alami itu.
Lalu ia pun ikut masuk ke dalam mobil dan langsung menyalakan mesin mobilnya, lalu ia mengarahkan mobil keluar dari garasi rumah yang terbilang besar itu.
***
Dengan seragamnya lengkap dengan almamater OSISnya. Lelaki itu menghempaskan tubuhnya ke atas kasur, menyilangkan kakinya dan menjadikan kedua tangannya itu sebagai bantal.
Matanya menatap lurus kearah langit-langit kamarnya sembari menerawang jauh.Tak lama kemudian ia menghela nafas, lalu mengalihkan pandangannya kearah nakas yang berada di sisi kiri tempat tidurnya.
Tangannya pun langsung bergerak terarah meraih sebuah pigura foto yang sengaja ia letakkan di atas nakas.Senyum terukir di bibir laki-laki itu saat ia melihat seorang gadis yang berada didalam foto tersebut.
Gadis yang bertahun-tahun lalu pergi meninggalkannya dengan sejuta penyesalan. Bohong, jika ia tidak merindukan gadis itu atau telah melupakannya. Ia merindukan gadis itu, sangat-sangat merindukannya. Ia tak menyadari, air mata itu berhasil melesat mulus kepipinya setiap kali mengingat gadis itu.
"Again?" Ucapan sinis seseorang mengalihkan pandangannya.
"Yaelah, Ello, lo. Gini aja terus sampai Merkurius turun salju," cibir langga, membuat Angello menaruh kembali foto yang dipegangnya.
"Lo bertiga ngapain sih, kesini?" Tanya Angello dengan nada datar seperti biasanya.
"Sebenarnya gue gak mau kesini, tapi gue terpaksa, karena ditarik sama nih bocah" jawab Justin menoyor kepala Langga.
"Sampai kapan sih, Lo mau bersikap kayak begini?" Tanya Steven yang sudah muak melihat sikap Angello.
Angello berubah, ia berubah menjadi pribadi yang tertutup, dingin, dan tidak mau mengenal orang lain selain orang-orang terdekatnya. Tidak seperti Angello sebelumnya, saat belum mengenal dara.
"Gue heran deh sama Lo, Angello. Sebesar ini pengaruh kepergian dara buat Lo?" Steven kembali bersuara karena Angello yang tak kunjung membalas ucapannya tadi. "Semenjak ditinggal dara Lo tambah semakin bego tahu nggak!"
Perubahan sikap Angello yang sangat drastis membuat Steven sering membuat hati sahabatnya itu sakit, karena Steven yang selalu mengeluarkan perkataan pedasnya setiap kali ia melihat Angello terpuruk dalam kesedihannya itu.
"Gak usah mulai deh," tegur Justin yang jengah melihat Steven dan Angello saling melempar tatapan tajam.
"Semenjak dara pergi, Lo itu berubah drastis Ello. Lo udah jarang ngobrol sama sahabat-sahabat Lo, termasuk gue! Lo bisanya cuma ngurung diri dikamar, dikenalin ke gadis cantik disekolah gak mau, mau lo itu sebenarnya apa sih, llo?" Cerocos Langga panjang.
"Gue? Lo nanya mau gue apa?! Gue mau kalian gak usah urusin hidup gue! Urus aja hidup kalian masing-masing!" Jawab Angello dengan nada tinggi.
"Ooh, jadi itu mau lo?! Oke gue mah gak masalah, gue juga gak bakalan peduli lagi sama Lo!" Ucap Langga dengan emosinya yang tak beraturan.
"Udah, udah. Mending kita berangkat sekarang, daripada berantem gak jelas kayak gini. Lagian kan, kita ada acara Mouse, apalagi kan kita OSIS gak mungkin kan kalo kita yang telat. Sekarang kita berangkat aja yah, yuk." Ajak Justin, agar tidak ada keributan lagi diantara mereka.
Jangan lupa vomment guys:))
Bengkulu, 14'12'18
Salam Yeken_mel'26😊
KAMU SEDANG MEMBACA
GEVINNA✓
Fiksi RemajaBagaimana jika seorang cool girls bertemu dengan cool boy? Dengan nasib yang sama, mereka merubah takdir dari ORDINARY LOVE menjadi EXTRAORDINARY LOVE. "if I forget you is the key to my upcoming happiness, then I will do it" .~Gevinna Aurellia Cl...