2. Puisi

795 62 7
                                    

Kevin sudah siap untuk berangkat ke sekolah. Ia tinggal menunggu adik perempuannya untuk berangkat bersama.

"Kakak, aku udah ciap!" Ucap Melia dengan suara imutnya.

"Oh, Lia udah siap. Ayo, kita berangkat!" Ucap Kevin bersemangat.

"Lia mau sama Kak Kevin apa Bang Leo?" Tanya Leo, kakak Kevin.

"Lia mau cama Kak Kevin aja deh, Bang."

"Oke, kalau begitu." Leo tersenyum.

Kevin menggenggam lengan kecil milik Melia. Ia membawa ke dekat Seila, mama mereka.

"Pamit dulu ke Bunda." Ucap Kevin.

Melia mengambil tangan Seila lalu menggenggamnya.

"Bunda, Lia cama Kak Kevin cekolah dulu ya."

"Kita berangkat dulu ya, Bunda." Ucap Kevin seraya mencium tangan Seila.

Seila tersenyum dan mencium pipi Melia dan Kevin.

"Hati-hati ya, sayangku." Ucap Seila.

"Siap, Bunda. Bunda juga hati-hati ya di rumah." Ucap Kevin.

"Iya."

"Oh ya, Bun. Papa kapan pulang?" Tanya Leo menghampiri bundanya.

"Katanya sih lusa. Papa masih banyak kerjaan katanya."

"Oh, oke deh. Leo juga berangkat ya, Bun."

"Iya, hati-hati ya Leo."

Leo, Kevin, Melia. Leo sedang kuliah di jurusan kedokteran. Kevin kelas 12 SMK. Dan Melia adalah adik kecil mereka berdua. Melia masih TK. Adrian, Papa mereka sedang berada di luar kota karena urusan bisnis. Jadi, Seila di rumah hanya dengan anak-anaknya dan asisten rumah tangga.

Mereka sudah berangkat. Kevin mengantar Melia dahulu ke TK-nya, baru berangkat ke sekolah. Sedangkan Leo langsung ke kampusnya.

•••

Pagi ini, kelas Vina olahraga. Semua teman kelasnya sudah ada di lapangan voli. Vina dan Alifya sedang berjalan menuju lapangan voli karena mereka habis dari ruang guru olahraga. Yang ternyata gurunya sedang tidak ada.

"Na, gue mau nempelin puisi di mading dong. Boleh 'kan?" Tanya Alifya.

"Boleh banget-lah, Lif. Lo izin aja ke ketos."

"Kak Kevin ya?"

Vina mengangguk.

"Izinin sama lo dong, gue malu bilangnya."

"Chat aja sama lo."

"Gue gak punya kontaknya."

"Gue punya nih, mau?"

"Sini deh biar gue yang chat, tapi pake hape lo ya?"

"Dih, apaan."

"Udah gak pa-pa. Mana hape lo?"

Vina memberikan ponselnya kepada Alifya. Lalu Alifya langsung mengirimi pesan kepada Kevin, sang ketos di sekolah.

"Nih, thank you. Kalo dibales, kasih tau gue ya."

"Oke."

DIFFERENTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang