8. Ditemani

429 50 0
                                    

Hujan sangat deras. Murid lainnya sudah pada pulang. Tidak untuk Vina. Vina lupa membawa payung. Ia memutuskan untuk menunggu di sekolah sampai hujan benar-benar reda. Walau jam sudah menunjukkan pukul setengah enam sore dan hari semakin lama semakin gelap.

Ia mulai merasa bosan. Vina mengeluarkan ponselnya. Berharap tidak ada petir atau apapun itu.

Saat Vina sedang membaca wattpad, tiba-tiba ada telepon masuk dari abangnya, Vino.

"Halo, Bang?"

"Vina, lo di mana?"

"Gue masih di sekolah, kenapa?"

"Pake nanya kenapa lagi ni anak. Gue sama Mama Papa khawatir bego sama lo."

Vina melirik ke arah jam tangannya.

"Loh, emang jam segini Papa udah pulang ya?"

"Papa lagi gak lembur."

"Gue nunggu hujan reda dulu ya, Bang."

"Mau sampe kapan? Bentar lagi Maghrib dan lo belum pulang."

"Gue gak bawa payung, Bang. Emangnya lo mau jemput gue pake mobil ke sini?"

"Lo tunggu situ aja deh, abis Maghrib gue jemput lo."

"Nah, ini baru Abang gue."

Vina tersenyum.

"Di sana ada siapa?"

Vina melihat ke sekeliling. Deg. Mulut Vina seperti mengatakan "Kak Kevin?" Tapi tidak bersuara. Yang dilihat, malah tersenyum dan santai seperti biasa.

"Ada Kak Kevin."

"Oh, Kevin yang waktu itu ya? Kasihin hape lo ke dia, gue mau ngomong."

"Kak, abang gue mau ngomong sama lo. Boleh?"

Kevin mengangguk. Lalu menerima ponsel Vina.

"Iya, Kak?"

"Kevin? Gue nitip Vina bentar ya, abis Maghrib gue jemput dia kok. Lo jangan ke mana-mana, jangan tinggalin adek gue sendirian pokoknya. Gue minta tolong lagi nih sama lo ya, Vin. Maaf ngerepotin."

"Iya, Kak. Saya gak bakal ke mana-mana kok, Kevin bakal temenin Vina sampe Kakak dateng."

Vino tersenyum senang.

"Makasih banyak nih, Vin. Gue udah ngerepotin lo dua kali."

"Gak sama sekali kok, Kak. Saya malah seneng dimintain tolong sama Kakak."

Kevin terkekeh.

Sedaritadi Vina hanya bisa menggigit bibir bawahnya. Menahan malu karena abangnya yang tiba-tiba ingin bicara dengan kakak kelasnya ini.

Kevin memberikan ponsel kepada Vina. Vina meraihnya.

"Bang?"

"Lo jangan ke mana-mana ya, tunggu di situ sampe gue dateng pokoknya."

"Iya."

Tut tut tut.

Sambungan terputus. Vina menyimpan ponselnya ke dalam tas. Ia melirik ke arah Kevin.

"Tadi Abang ngomong apa aja sama Kakak?"

"Dia nyuruh gue nemenin lo sampe dia dateng ke sini."

"Aduh, Abang! Kak Kevin kalo mau pulang, pulang aja gak pa-pa kok gue di sini sendirian juga."

"Emangnya lo gak takut di sini sendiri?"

"Ya, gue berani-beraniin aja."

Kevin tertawa. "Udah, lo diem aja. Gue temenin di sini."

DIFFERENTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang