6. Gathering

464 45 1
                                    

Gathering. Yang ditunggu-tunggu, akhirnya tiba. Hari ini kita akan lihat, bagaimana hasil dari perjuangan kelas 10.

Vina memakai baju sesuai dresscode yang dikhususkan hanya untuk panitia. Ia memakai kaus putih bertuliskan 'hallo' di bagian dadanya. Bawahnya ia pakai celana jeans hitam. Rambutnya ia ikat ke belakang. Tak lupa ia pakaikan topi ke kepalanya. Ia hanya memakai flatshoes. Sederhana.

Begitupula dengan Kevin. Tak kalah sederhananya dengan Vina. Kevin hanya memakai baju jersey bola dan celana bahan berwarna hitam. Ia pakai topi dan hanya memakai sandal jepit. Kelewat sederhana bukan? Tapi, itulah Kevin.

Acara dimulai dengan senam. Para peserta mengikuti apa yang disuruh panitia. Sesuai rundown, kegiatan senam ini dipimpin oleh penanggung jawabnya. Semua peserta meramaikan acara ini.

Saat sedang sibuk-sibuknya menyiapkan makanan, tiba-tiba ada kakak kelas yang menghampiri lalu duduk di dekatnya.

"Dek, mau dibantu gak?"

"Boleh, Kak?"

Vina tersenyum senang karena ada kakak kelas yang bersedia untuk membantu.

"Kakak bantu apa nih?"

"Lipetin kertas nasi aja, Kak. Duh, maaf banget nih ya peserta jadi ikut-ikutan panitia. Kakak kenapa gak ikutan lomba aja?"

"Panas, mending di sini ngebantuin kalian. Btw, dulu Kakak juga jadi seksi konsumsi tau. Jadi kangen." Vina terkekeh mendengarnya.

Diam-diam, Kevin mencari keberadaan Vina. Ia terus mencari hingga di satu titik ia melihat Vina yang sedang dibantu kakak kelasnya. Perasaan hati Kevin tersentuh.

Vina rajin banget ya. Batin Kevin diiringi senyuman manis.

"Kevin!" Panggil Bian.

"E-eh, kenapa Yan?"

"Liatin apa sih lo?"

Kevin menatap wajah Bian. "Kagak, kagak ada."

Kevin pura-pura melakukan aktivitas lagi. Sementara, Bian hanya bisa tersenyum melihat kelakuan temannya ini.

Perlombaan sudah selesai. Matahari juga mulai berada di atas kepala. Panitia memutuskan untuk memberi istirahat kepada peserta. Peserta duduk di tempat yang sejuk. Di bawah pepohonan. Sambil menunggu makanan selesai.

Kevin menghampiri Vina yang masih sibuk menyiapkan konsumsi.

"Na, ngapain?" Bisik Kevin.

"Bantuin beresin ini, Kak."

"Mending lo makan dulu. Itu muka lo pucet loh."

"Tapi, Kak -"

Terlanjur sudah Kevin menarik tangan Vina untuk menjauh dari sana.

"Gue gak tega liat lo kepanasan gitu."

"Tapi itu masih berantakan, Kak."

"Udah itu nanti aja urusan belakangan. Sekarang lo makan aja bareng gue."

Vina menggeleng.

"Lo itu terlalu rajin, Vina."

"Terus lo gak suka?"

"Gue suka."

"Sama?"

Sebuah teriakan terdengar. "Kakak-kakak, ayo silahkan dimakan makanannya. Maaf kalo kurang enak rasanya. Maklum, ini masak sendiri."

Vina tersenyum mendengarnya. Ia menerima makanan yang diberi temannya. "Makasih. Lo gak makan? Bareng gue sini berdua, kalo makanannya kurang lo mau makan apa hayo? Emang lo bawa bekel? Enggak 'kan? Udah duduk sini, makan berdua sama gue."

DIFFERENTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang