12. Cerita

338 37 0
                                    

Saat Vina keluar kelas, ia sedikit terkejut ketika melihat ada Kevin tengah duduk seperti sedang menunggu seseorang di sana. Ia menghampiri Kevin.

"Kak Kevin, nyari Aryo ya?"

Kevin menengadah. Melihat wajah Vina. Lalu ia berdiri.

"Enggak, gue nyari lo."

"Nyari gue?"

"Iya."

"Ada apa?"

Tiba-tiba, Fira meneriaki Vina.

"Vina, mau balik bareng gak?" Teriak Fira.

Vina menatap wajah Kevin. Menunggu jawaban dari mulut Kevin langsung.

"Gue ada urusan sama lo, Na."

Vina mengangguk. "Ra, gue gak balik bareng dulu ya. Lo duluan aja."

Fira melihat ada siapa di hadapan Vina. Setelahnya ia tersenyum simpul.

"Oke, gue paham kok. Duluan ya, Vina."

Vina tersenyum lalu mengangguk. Ia kembali melihat wajah Kevin.

"Urusan apa sih, Kak?"

"Gue gak mau ngomong di sini."

"Terus di mana?"

"Ayo, ikut gue."

Vina mengikuti Kevin. Ternyata Kevin mengajak Vina ke sebuah restoran sederhana dekat sekolah. Vina duduk begitupula dengan Kevin.

"Lo mau pesen apa? Biar gue yang bayarin." Ucap Kevin.

"Serius?"

"Emang wajah gue keliatan lagi becanda?"

Entah mengapa, kali ini Vina merasa kikuk di hadapan Kevin. Tidak seperti biasanya.

"Gue pesen ice cappuchino sama spaghetti aja, Kak."

"Oke."

Kevin memesan coffe dan roti bakar. Lalu ia memesan juga makanan yang dipilih Vina.

"Lo mau tau gak gue mau ngomongin apa sama lo?"

Vina menggeleng. "Tentang OSIS mungkin?"

Kevin terkekeh. "Daritadi gue liatin muka lo kayak tegang banget. Rileks aja kali, gue gak bakal makan lo kok."

"Abis lo gak kayak biasanya, gue jadi kaku deket lo sekarang."

Kevin tertawa. "Gue cuma mau berbagi pengalaman gue aja kok sama lo."

"Berbagi pengalaman apa nih?"

"Ya, tentang PKL, part time, atau tentang OSIS juga boleh."

"Wah, boleh-boleh. Gue butuh banget cerita-cerita dari orang yang udah berpengalaman."

Kevin tersenyum. "Sebelumnya gue mau nanya, kok lo belum buat puisi? Gue 'kan udah suruh lo biar buat puisi."

Vina menggaruk kepalanya yang tidak gatal itu. "Sebenernya gue udah bikin puisi banyak banget, tapi gue cuma ketik di draft wattpad. Gue bingung, puisi gue layak dibaca sama banyak orang apa enggak."

"Mana coba? Gue pengen baca, siapa tau gue bisa kasih saran puisi mana yang cocok dipajang di mading."

"Malu ah gue, itu puisi tentang curhatan gue semua, Kak."

Kevin tertawa. "Btw, lo udah bilang ke ortu lo?"

Vina menggeleng. "Gue bilang ke Bang Vino aja deh."

DIFFERENTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang