38. Bandara

220 27 3
                                    

Seila mengetuk pintu kamar Kevin. Ia berniat ingin membantu anak keduanya itu untuk menyiapkan semua barang-barang dan yang lainnya yang akan dibawa besok.

Ya, Kevin akan pergi ke Malaysia esok hari. Benar-benar besok dan akan berpisah entah berapa lama.

"Vin, bunda masuk, ya."

Seila membuka pintu kamar Kevin. Terlihat Kevin yang sedang bermain ponsel. Entah sedang melihat apa sampai-sampai tak menghiraukan kehadiran Seila.

"Loh, kamu belum prepare?"

Kevin terkejut. Buru-buru ia meletakkan ponselnya dengan posisi terbalik tanpa mematikan ponselnya.

Seila ikut duduk di atas kasur Kevin. "Bunda bantu prepare-nya, ya?"

Kevin mengangguk diiringi senyuman tipis.

Seila mulai mengeluarkan baju-baju Kevin. Sementara Kevin sedang mengambil tas kopernya yang berwarna hitam.

"BUNDAAA,"

Teriakan itu terdengar kencang dari arah samping kamar Kevin. Ya, itu teriakan Leo -- sang kakak pertama.

Leo melihat pintu kamar Kevin yang terbuka lebar. Ia melihat bundanya sedang bersama Kevin. Leo pun masuk ke dalam kamar adik pertamanya itu.

"Oh, bunda di sini." Kata Leo seraya duduk santai di atas kasur Kevin tanpa mau membantu mempersiapkan kebutuhan adiknya.

Seila sedang melipat baju-baju Kevin sehingga menjadi kecil agar bisa menampung banyak di dalam koper tersebut.

"Ada apa sih, Bang?" Tanya Seila.

"Jadi gimana besok?"

Iseng-iseng, Leo mengambil ponsel Kevin yang tergeletak di atas kasur itu. Ia melihat layar ponsel Kevin.

"Vin, ini siapa? Pacar lo?"

Kevin terkejut. Ya ampun, Leo kepo banget sih jadi abang.

"Bukan, itu adek kelas gue."

Leo tersenyum menggoda. "Adek kelas tapi gayanya gandengan gini. Gak mungkin kali ah."

Seila ikut kepo. Ia melihat ponsel Kevin yang masih dipegang Leo.

"Siapa tuh, Vin? Lucu anaknya."

Cepat-cepat Kevin merebut ponselnya dari tangan Leo.

"Namanya Vina,"

"Pacar kamu, ya? Atau gebetan?"

"Bunda kepo, kayak Abang."

"Iya dong. Bunda perlu tau siapa cewek yang lagi deket sama kamu."

"Duh, Bunda..." Kevin mencium pipi Seila cepat.

"Tadi Abang nanya apa? Jadi gimana besok apanya? Kevin dianter sama kalian, 'kan? Sama Papa juga?"

"Iya-lah, sayang. Masa kamu mau pergi gak kita anter sih. Sedih banget."

Kevin tersenyum senang sekaligus sedih.

"Jadi, sesuai rencana Bunda, selama lo di Malaysia lo bakal ditemenin sama Ocha, Vin." Jelas Leo.

Kali ini Kevin terkejut bukan main. "Kok gitu!? Kevin gak perlu ditemenin segala kayak gitu, Bun. Apalagi sama Ocha. Kevin gak mau!"

Seila menangkup pipi Kevin dengan kasih sayang. "Kevin... kamu 'kan tau kalo kamu punya sakit maag. Nanti kalo di sana kamu ada apa-apa gimana? Bunda khawatir pola makan kamu gak teratur. Bunda gak mau ya terima kabar kalo kamu masuk rumah sakit karna maag kamu kambuh."

DIFFERENTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang