13. Jogging

347 37 2
                                    

Sekarang adalah hari libur. Vina berniat ingin melakukan jogging. Subuh sekali ia sudah bangun. Melaksanakan shalat Subuh lalu mengganti pakaian dengan pakaian olahraganya. Setelah itu, ia berjalan ke kamar Vino.

"Bang, bangun. Mau ikut jogging gak?"

Mata Vino masih terpejam. "Mager ah, lo sendiri aja."

Vina mengerucutkan bibirnya. "Ya udah, bye!"

Vino berdeham. Lalu melanjutkan tidurnya.

Vina turun ke bawah untuk menemui mama dan papanya.

"Pagi, Ma Pa."

"Pagi, Dek. Mau ke mana?"

"Jogging, Ma."

"Vino gak diajak?"

"Udah, dia masih tidur."

"Ya udahlah, tau sendiri Vino kebonya gimana."

Vina terkekeh. "Mama atau Papa gak mau ikut?"

"Gak deh, Na. Papa lagi pengen nyantai di rumah." Ucap Rio.

"Oke deh."

"Mama juga mau buat kue, nanti kamu harus coba ya."

"Siap. Vina jogging dulu ya."

"Hati-hati, Dek."

"Iya."

Vina keluar dari rumahnya. Lalu memakai sepatu olahraganya. Setelah itu ia mulai melangkahkan kakinya ke jalanan. Dan berjoggingria.

Vina jogging santai. Ia tetap tenang walau sendirian. Menikmati hembusan angin pagi yang menyegarkan.

"Itu 'kan Vina. Jogging sendirian? Mandiri banget. Gak salah naksir cewek gue." Kevin melangkah mendekat ke arah Vina.

Setelah dirasa dekat dengan jarak Vina. Kevin berdeham. Membuat Vina menoleh ke samping.

"Kak Kevin? Kenapa kita selalu ketemu ya?"

Kevin tertawa. "Mungkin semesta selalu mendukung dan menyetujui agar kita bertemu."

"Lebay deh, Kak Kevin."

"Kok sendiri? Abang lo gak ikut?"

"Abang mana mau jogging kayak gini, dia mah masih asyik bergelut manja sama kasurnya. Kebo banget emang dia tuh."

Kevin tertawa. "Tapi gue salut sih sama lo. Biasanya cewek-cewek itu suka minta temenin sama siapa gitu. Lo malah sendiri kayak gini, mandiri banget."

"Iya dong, Vina 'kan gak manja."

Mereka berdua berhenti di dekat penjual bubur ayam.

"Btw, lo udah sarapan belum?"

"Belum sih."

"Makan dulu yuk?"

"Boleh deh, lumayan laper juga." Vina terkekeh.

"Lo suka bubur gak?"

"Sebenernya gak terlalu suka sih, karna gue makan bubur paling kalo lagi sakit doang. Tapi, gak pa-pa buat sarapan di sini makan bubur."

"Bener gak pa-pa? Kalo lo gak suka kita bisa cari makan yang lain."

"Gak masalah, Kak. Gue mah makan apa aja juga ayo aja asal dibayarin." Vina tertawa.

Gue seneng liat lo ketawa bahagia kayak gitu, Na. Batin Kevin sambil tersenyum melihat Vina.

"Oke deh, Kevin siap bayarin Nyonya Vina." Kevin mengambilkan kursi plastik untuk Vina dan dirinya sendiri.

"Nih, duduk dulu, Na."

DIFFERENTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang