28. LDK (2)

236 32 1
                                    

"Cowoknya bisa siapin alat shalatnya buat shalat Jum'at."

Ucapan Bian barusan dituruti oleh semua peserta laki-laki. Selesai mengambil sajadah dan sandal, mereka mengikuti kakak panitia menuju mesjid.

"Yang perempuan tunggu sini dulu ya. Kalian bisa ambil mukena sama sendalnya. Nanti wudhu di tempat yang ada love nya. Dikasih tau kok sama kakaknya. Shalatnya di sini 'kan, Ti?"

"Iya, kalian shalatnya di sini." Jawab Tiana.

Panitia duduk di belakang peserta.

"Oh iya untuk yang nonis bisa kumpul sama Kak Rafael, Kak Kevin, sama Kak Heni ya."

Yona, Aryo, dan Niza mulai merapat ke arah Rafael, Kevin, dan Heni untuk mulai beribadah di belakang.

"Laper ih gue." Ucap Vina.

"Gue juga."

"Laper parah nih."

"Aku juga laper, Na."

"Boleh makan gak sih?"

"Belum boleh deh kayaknya."

Mereka bicara seperti itu juga bisik-bisik. Takut-takut ditegur oleh kakak panitia. Jadi mereka cari aman saja.

"Ayo, perempuannya bisa ikutin Kak Tiana buat ambil wudhu."

"Berurutan ya, dimulai dari gugus merah."

Gugus merah mulai berdiri sambil menenteng sandalnya lalu berjalan keluar dari aula mengikuti Tiana yang sudah berjalan lebih dulu di depan.

Selesai semuanya mengambil wudhu, mereka mulai memakai mukenanya dan bersiap untuk melaksanakan shalat Dzuhur berjamaah yang diimami oleh Zahra, peserta LDK selaku sekbid pertama yaitu keagamaan.

Kevin tersenyum penuh arti melihat Vina yang sedang shalat di barisan pertama sejajar dengan Zahra sang imam.

Sedih gue, Na. Kita gak bakal bisa bersatu. Kita beda keyakinan. Sama-sama yakin dengan kepercayaan masing-masing. Batin Kevin.

Tiba-tiba, ada yang memukul bahu Kevin. "Yang sabar ya, boi." Ucap Bian.

"Ngagetin aja lo, Yan. Udah shalat belom lo? Shalat sana."

"Sudah dong, Pak Ketu." Bian tersenyum.

Kevin pun ikut tersenyum sambil melihat ke arah Vina yang sudah selesai shalat.

"Na, daritadi kayaknya Kak Kevin merhatiin lo deh." Ucap Lubis.

"Hah? Masa sih?"

"Lo liat aja ke sana." Lubis menunjuk ke arah Kevin.

"Gue gak bisa liat, gak pake kacamata."

"Oh iya gue lupa, lo 'kan minus ya hehe sama kayak Kak Kevin."

"Apaan sih, nyama-nyamain aja."

Lubis tertawa. Setelahnya mereka masukan alat shalatnya lagi ke dalam tas masing-masing. Lalu duduk berbaris rapi menunggu anak cowoknya selesai Jum'atan.

Vina memakai kacamatanya lalu menengok ke arah Kevin. Benar saja. Ucapan temannya tadi ternyata tidak salah. Kevin benar-benar sedang memperhatikan dirinya sambil tersenyum. Vina menatapnya lalu membalas untuk tersenyum.

"Heh! Senyam-senyum ae lo daritadi. Bantuin bawa makanan, cowoknya udah selesai shalat tuh." Ucap Bian mengagetkan Kevin.

"E-eh, i-iya."

Bian tersenyum melihat kelakuan sahabatnya yang satu ini. Kevin berdiri lalu ikut membantu panitia yang lain untuk membawa makanan walaupun ia ketua acara LDK tahun ini. Tapi Kevin tetap membantu semuanya.

DIFFERENTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang