40. Nge-date

507 29 3
                                    

Cowok berbadan kurus itu membuka matanya perlahan. Ia mengusap kedua matanya agar bisa menyesuaikan dengan cahaya yang masuk dari arah jendela.

Ia merubah posisinya dari tidur menjadi duduk. Matanya menatap ke sekeliling ruangan yang saat ini ia tempati.

Kemudian ia mengambil ponselnya yang berada di atas meja di samping tempat tidur. Baru saja menyalakan ponselnya, seseorang mengagetkannya. Seorang gadis bertubuh tidak terlalu mungil itu tiba-tiba saja membuka pintu kamar tanpa mengetuk lebih dulu.

"Morning. Sarapan, yuk?"

Cowok itu mendengus kesal. Mengapa ia harus melihat wajah cewek itu saat baru saja membuka mata?

Cewek itu mendekat. "Ayo, cuci muka dulu, gih. Mandinya abis sarapan aja, okey?" Ia tersenyum manis.

"Ngapain sih? Gue bisa atur jadwal pribadi gue sendiri kali. Lo gak perlu repot-repot ngurusin hidup gue."

"Eits! Bunda kamu bilang apa? Kamu harus nurut sama aku. Kamu juga harus diatur sama aku. Itu semua buat kesehatan kamu, sayang."

"Gak usah pake sayang! Gue bukan pacar lo."

"Iya deh tau yang LDR. Eh, bukan LDR lagi ya? Beda agama ya? Ups."

Cowok itu bangkit. Meletakkan ponselnya begitu saja di atas tempat tidur dan segera menuju kamar mandi.

Kevin : Kevin udah sampe. Lo jangan pernah hubungin Kevin lagi, karna Kevin bakal baik-baik aja sama gue.

Sent.

•••

Vina berjalan dengan tergesa menuju gerbang sekolah. Sedaritadi ia dapat pesan dari Bian bahwa Bian sudah menunggunya dari satu jam yang lalu.

Ya, sekarang Bian sering mengantar jemput Vina ke sekolah.

Drt drt drt...

"Iya, halo!?"

"Lo dimana sih? Lama banget! Daritadi gue tungguin juga."

"Gak sabaran banget sih, Kak Bian. Gue otw gerbang ini, ish."

Bian diam-diam tersenyum.

"Cepetan. Gue gabut nih daritadi."

"Iya!"

Vina mendengus kesal. "Mau ngapain sih tuh orang!?"

Sesampainya di sana, terlihat Bian sedang duduk sambil berbincang dengan pak satpam.

"Kak Bian!"

Wajah Bian masih terpasang sedang tertawa. Ia tolehkan ke arah Vina yang baru saja datang.

"Dateng juga,"

Vina mengerucutkan bibirnya. "Sebel banget daritadi nelponin gue mulu. Kenapa sih? Kangen ya lo sama gue?"

Bian mengulurkan tangannya berharap ditarik oleh Vina.

"Bangunin dong,"

"Bangun sendiri!"

"Gak bisa nih berat. Udah nempel pantat gue."

Pak satpam yang melihat mereka berdua hanya tersenyum sambil menggelengkan kepala.

"Manja banget lo!"

DIFFERENTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang