23. Ocha

230 33 0
                                    

Kevin sudah sampai di garasi rumahnya. Ia membuka helm-nya dan diletakkan di kaca spion motornya. Kevin turun dari atas motornya lalu berjalan malas menuju ruang tamu untuk menemui bundanya.

Di sana, ada Seila, Ocha, dan Lia. Terlihat Seila dan Ocha yang sedang asyik berbincang, sesekali memakan kue yang disediakan oleh Seila. Kevin mendekat ke arah Seila lalu mencium pipi kiri bundanya itu.

"Nih, dia orangnya dateng. Dari mana sih kamu, Vin? Lama banget." Ucap Seila.

"Agak macet tadi di jalan." Suara Kevin terdengar tidak bersemangat.

Lia terlihat sedang bosan karena sedaritadi ia hanya bisa diam tidak ikut bicara karena belum mengerti. Tapi saat datangnya Kevin, Lia merasa senang karena sepertinya setelah ini ia tidak akan merasa bosan lagi.

"Kak Kevin!" Panggil Lia riang sambil menatap Kevin.

Kevin tersenyum ceria melihat adik kecilnya itu. Ia mencubit pelan kedua pipi Lia.

"Hai, sayang." Ucap Kevin sangat lembut penuh kasih sayang.

Lia mengangkat kedua tangannya seperti ingin diminta gendong oleh Kevin.

"Kakak, gendong aku." Pinta Lia sedikit merengek.

Sedaritadi Kevin tetap berdiri karena sejak awal masuk ke dalam rumahnya, ia tidak berniat untuk ikut bergabung dengan pembicaraan Seila dan Ocha. Sekalipun untuk sekadar duduk saja, Kevin enggan.

Kevin segera menggendong Lia. "Uuu, sini-sini, tayang." Ucap Kevin seperti anak kecil.

Seila melihat kedua anaknya itu, begitupun dengan Ocha.

"Mau ke mana, Vin?" Tanya Seila.

"Ajak Lia main."

"Lho, ini Ocha-nya ajak ngobrol dong. Dia jauh-jauh ke sini karna kangen sama kamu loh."

"Jakarta-Bogor gak sejauh Bogor-Malaysia, Bun."

Lia meronta-ronta kepada Kevin agar dirinya segera diajak bermain.

"Kak Kevin! Ayo, kita main di sana."

"Iya-iya, ayo."

"Tetep aja dia udah capek-capek ke sini, buat temu kangen sama kamu masa dianggurin gini?" Seila terlihat kesal dengan Kevin.

"Ngobrol aja sama Bunda. Tadi Kevin udah kangen-kangenan kok sama Ocha."

Kevin berjalan menjauh dari sana.

"Bener, Ocha?" Tanya Seila kepada Ocha memastikan ucapan Kevin barusan.

Ocha memandang punggung Kevin yang semakin menjauh dari pandangannya. Ia tersenyum getir dan sangat terpaksa kepada Seila.

Ocha mengangguk singkat. "Iya, Bunda. Tadi aku sama Kevin udah puas kok kangen-kangenannya."

"Oh, ya udah kalo gitu. Kamu di sini aja ya ngobrol sama Bunda."

"Iya, Bunda."

Walau sejujurnya, Ocha sangat ingin berlama-lama berdua dengan Kevin. Mengobrol bersama, berpelukan, bermain dengan Lia, dan menceritakan kehidupannya setelah Kevin memutuskan untuk berpisah.

Seila melihat Kevin yang sedang berjalan menaiki anak tangga.

"Eh, Vin. Mau ajak main Lia di mana?"

"Kamar Kevin."

"Kok? Kenapa gak di -"

"Bunda, Lia maunya di kamal Kak Kevin!" Ucapan Seila terpotong karena Lia.

Kevin mengelus punggung Lia dengan lembut. "Ssstt, gak boleh gitu sama Bunda."

"Ya udah, main sama Kakak ya. Jangan nakal." Teriak Seila.

DIFFERENTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang