10. Tari

383 41 1
                                    

Vina sudah siap untuk merias wajahnya sendiri. Make up pun termasuk penilaian. Sungguh, ia sangat gemetar sekarang. Takut hasilnya mengecewakan dan tidak memuaskan sesuai yang diharapkan. Tapi, ia akan tetap mencoba. Bagaimana pun hasilnya, ini usahanya sendiri. Jadi jika kecewa, kecewa pada diri sendiri, bukan pada orang lain.

Saat sedang sibuk-sibuknya ber-make up-ria, tiba-tiba ada telepon masuk. Dengan sangat menyempatkan, Vina mengangkat telepon dari Kevin.

"Vina?"

"Iya, kenapa, Kak?"

"Lo lagi di mana?"

"Gue lagi dandan, Kak."

"Pantes kedengeran grasak-grusuk."

"Iya, sibuk banget nih gue."

"Semangat ya. Eh, ini ikat kepalanya mau gue anter ke mana nih?"

"Kalo gue yang ambil aja gimana? Nanti banyak temen-temen Kakak ya? Gak jadi deh, Kak Kevin aja yang anter ke sini. Gue di deket tangga yang mau ke mesjid, tau 'kan?"

"Oke-oke. Nantian ya gue ke sananya? Gue juga lagi bantu temen make up-an."

"Iya, gue juga masih lama selesainya."

"Gue tutup ya, Na. Good luck!"

Vina tersenyum. Lalu meletakkan ponselnya asal.

"Cie, Vina. Pacaran ya sama ketos?" Goda Fira.

"Asoy, jadian sama ketos nih." Goda Dila.

"Enggak ih, sok tau kalian."

Vina melanjutkan aksinya yang sempat tertunda tadi. Ia terus merias wajahnya. Walaupun sangat takut.

Beberapa jam kemudian, Vina sudah selesai. Wajahnya terlihat lebih cantik dari biasanya.

"Ada yang kurang gak sih, Ra?" Tanya Vina kepada Fira.

"Enggak kok, Na. Udah cantik."

"Iya, Na. Gue pangling liat lo. Kak Kevin pasti gak bakal berpaling dari lo." Ucap Dila.

"Apaan sih lo. Btw, makasih pujiannya. Gue jadi bahagia, hasil make up-an sendiri berhasil."

Vina tersenyum senang. Ia benar-benar bahagia.

Setelah selesai, Vina merapikan semua alat make up nya. Lalu ia menunggu kedatangan Kevin.

"Dek, ada Vina gak?" Tanya Kevin kepada Tiar.

"Oh, ada Kak. Bentar ya."

Tiar menghampiri Vina. "Na, ada Kak Kevin tuh."

"Mana, Yar?"

"Tuh, nungguin lo."

"Suruh ke sini aja, Yar. Gue masih repot."

Tiar kembali ke Kevin. "Kak, kata Vina suruh samperin ke sana aja. Dia masih repot katanya."

"Oke deh, thanks ya." Kevin tersenyum lalu segera menghampiri Vina.

"Hai, Kak Kevin. Aduh, makasih banget ya udah ambilin, dianterin lagi. Gue jadi gak enak sama lo. Gak tau lagi gue harus bales budi lo pake apa. Makasih ya sekali lagi makasih banget."

Kevin tertawa mendengarnya. Ia berikan ikat kepala itu kepada Vina.

"Iya, sama-sama Vina. Itu lo bisa gak pakenya? Sini biar gue pakein."

"Tolong ya, Kak. Maaf banget nih, ngerepotinnya gak tanggung-tanggung gue." Vina terkekeh.

"Pake apa nih? Jarum pentul?"

DIFFERENTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang