4. Request

502 56 7
                                    

Pagi ini saatnya Vina menjalankan polisi disiplin di depan gerbang sekolah. Jam setengah tujuh ia sudah sampai di sekolah. Vina melihat Uthi yang sudah berdiri seorang diri di sana. Menggunakan selempang berwarna merah maroon bertuliskan polisi disiplin dan di bagian belakangnya terdapat nama sekolah.

"Thi, gue taruh tas dulu ya di kelas." Ucap Vina kepada Uthi sambil tersenyum.

"Iya, Na."

Vina berjalan menuju kelasnya yang berada di lantai 3. Pagi-pagi seperti ini, ia harus berolahraga dan mengeluarkan keringat.

Sesampainya di kelas, baru terdapat beberapa temannya sedang duduk di tempat duduk masing-masing dengan ponsel di tangan mereka.

"Assalamu'alaikum." Salam Vina seraya masuk ke dalam kelas, kemudian meletakkan tasnya di atas kursi.

"Wa'alaikumsalam." Jawab Adis.

Vina mengatur napas. "Huft, capek gue."

"Lo gak poldis, Na?" Tanya Fia.

"Mau nih. Tapi, masih capek gue. Entar dulu ah."

Vina berjalan keluar kelas. Ia melihat pemandangan sekitar. Nampak langit yang sangat cerah. Ia menghirup udara yang terasa sejuk.

"Udah, gak usah ke bawah. Sini aja."

"Yeee, enak aja lo! Udah ah, gue mau ke bawah dulu yap."

"Wokeee." Fia mengacungkan jempolnya.

Vina berjalan seorang diri menuju gerbang. Perlahan tapi pasti, ia menuruni satu per satu anak tangga.

Saat sampai di depan, ia mengambil selempang yang ada di dalam kardus. Lalu ia kenakan ke tubuhnya.

"Yang lainnya mana, Thi?"

"Tau, Na. Pada ngaret."

Vina berdiri di sebelah kanan, sementara Uthi berdiri di sebelah kiri. Mereka melihat siswa-siswi yang baru datang ke sekolah.

"Jaketnya buka ya, Kak." Ucap Vina ketika melihat ada kakak kelas yang memakai jaket.

Beberapa menit kemudian, datanglah Husna.

"Ayo, Hus. Taruh tasnya di pos satpam aja." Ucap Uthi.

Husna mengangguk menuruti perkataan Uthi barusan. Lalu ia segera memakai selempang dan berdiri di samping Vina.

Tak lama, Arman dan Sri datang. Karena jam sudah pukul 7 pagi, jadi mereka tidak akan sempat untuk menaruh tas di kelas masing-masing karena kelasnya jauh dari gerbang.

"Si Yona mana nih, Hus?" Tanya Vina.

Tepat saat Vina bertanya seperti itu, orangnya datang.

"Gue di sini. Kenapa!?" Bentak Yona.

"Selow dong ngomongnya."

"Udah-udah, gak usah ribut. Malu diliat orang." Lerai Uthi.

Padahal, jabatan Yona tidak setinggi Uthi dan Vina. Tapi, entah mengapa dirinya seperti sangat berkuasa dan dekat dengan kakak kelas OSIS lainnya.

"Aduuu, Kak Rafael ganteng bat ya ampun! Ih, Kak Bian juga ganteng buset!" Pekik Yona ketika Rafael dan Bian datang.

"Pagi, Kak Rafa." Sapa Yona.

Namun, yang disapa hanya melirik dengan tatapan sinis dan tak suka.

"Pagi, Kak Bian." Sapa Yona lagi.

Bian hanya tersenyum tipis lalu berlalu begitu saja.

Sudah biasa seperti ini. Sepertinya hati Yona sudah kebal dan terbiasa diperlakukan seperti itu oleh kakak kelas yang ia taksir.

DIFFERENTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang