15. Penjelasan

317 36 0
                                    

Istirahat kedua Vina, Fira, dan Dila sedang berjalan menuju kantin. Saat di perjalanan, mereka bertiga berpapasan dengan Kevin yang sedang memakai baju praktik.

Kevin melihat raut wajah Vina. Kevin rasa, Vina sedang memikirkan masalah saat pensi kemarin. Sepertinya penjelasan yang kemarin ia berikan tidak cukup.

"Vina, lo kenapa? Sakit?" Tanya Kevin membuat ketiganya berhenti berjalan di dekat mading OSIS.

Vina menggeleng lemah. "Gue gak sakit kok."

"Ada yang lo pikirin ya?"

"Tanpa gue kasih tau, lo pasti udah tau jawabannya apa."

Kevin mengangguk paham. "Balik sekolah gue tunggu di ruang OSIS."

Vina mengernyitkan dahi sebelum ia mengangguk mengerti. Kevin tersenyum lalu lanjut berjalan menuju tempat praktik. Begitu juga dengan Vina dan kedua temannya, mereka lanjut berjalan menuju kantin.

•••

Kevin sudah pulang sejak satu jam yang lalu. Ia juga sudah berada di ruang OSIS. Sedaritadi ia menunggu kedatangan Vina. Kevin sempat nge-chat Vina untuk menanyakan ia pulang jam berapa. Lalu Vina membalas bahwa ia pulang jam empat kurang lima belas menit. Mengapa Kevin pulang cepat? Karena kelas 12 lebih banyak praktik dan karena praktik biasanya pulang lebih cepat.

Sekarang jam sudah menunjukkan pukul empat kurang lima belas menit. Tandanya sebentar lagi Vina akan datang. Di ruang OSIS hanya ada Kevin dan Bian. Kevin sengaja mengajak Bian agar bisa membantu menjelaskan semuanya. Dan juga Bian memang ingin di sana karena ruangan itu ada AC-nya.

Tok tok tok.

"Masuk, Na."

Vina membuka pintu lalu segera masuk ke dalam.

"Ada Kak Bian juga?"

"Gue 'kan udah pernah bilang, gak boleh berduaan nanti orang ketiganya setan."

"Gue juga 'kan udah pernah bilang, kalo Bian setannya."

Vina tertawa. Cukup itu saja sudah membuat Vina senang. Kevin ikut senang karena setidaknya Vina bisa tertawa lagi.

Vina duduk bersandar di lantai. Sementara Bian duduk agak jauh darinya karena sedang asyik bermain game sambil me-charge ponselnya. Kevin duduk di atas. Sejajar dengan Vina. Jadi seperti berhadapan.

"Lo mau gue jelasin apa lagi, Na?"

"Sebenernya, Kak Ardan itu siapa?"

Bian sempat menengok ke arah Vina karena mendengar pertanyaan Vina. Namun hanya sebentar lalu ia melanjutkan menatap ponselnya.

"Ardan pasti udah kasih tau ke lo sebelumnya."

"Dia cuma bilang kalo dia anak kelas 12 TKJ 1 sama ketua tongkrongan."

Kevin mengangguk. "Iya. Selain itu, dia juga anak guru. Lo pasti tau Bu Nita 'kan? Bu Nita nyokapnya Ardan."

Vina terkejut. "Anaknya Bu Nita kayak begitu? Yang bener aja, ck."

"Gue juga gak ngerti. Itu lebih ke privasi dia. Orang lain gak berhak tau."

"Kenapa gue harus tau nama dia dan kenal sama dia? Emang wajib banget satu sekolah tau dia?"

Bian ikut bicara sambil menatap wajah Vina. "Bahkan kayaknya fans Ardan lebih banyak dari gue, Na."

Vina mengusap wajahnya. "Kenapa bisa? Secara 'kan Kak Bian lebih baik di atas segalanya daripada Kak Ardan yang bad kayak gitu."

DIFFERENTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang