34. Promnight

232 28 4
                                    

15+ !!! AHAHAHA

VOTE DULU SEBELUM BACA :)

•••


Mereka berdua kini berada di kantin sekolah. Suasana sangat sepi dan hening. Mereka duduk berhadapan. Sudah biasa seperti itu. Sudah tak ada lagi rasa canggung.

"Jadi gini, acara promnight diadain tiga hari lagi. Lo masih inget kata gue, 'kan?"

"Oh, promnight. Iya, gue inget. Nemenin lo, 'kan?"

Kevin mengangguk sambil tersenyum. "Lo tenang aja. Semuanya tanggung jawab gue. Pokoknya, lo cuma dateng bareng gue, gak ngeluarin duit sepeser pun. Okey?"

Vina sedikit terkejut. "Tapi, 'kan, ini hitung-hitung balas budi gue ke lo, Kak. Masa gue gak ngeluarin modal sedikitpun? Ya, sama aja bohong."

Kevin terkekeh. "Soal balas budi itu, gak pa-pa, Na. Gue ikhlas kok bantu lo. Udah deh, mending lo ikut apa kata gue aja. Semuanya bakal beres dalam sekejap mata." Kevin mengedipkan sebelah matanya.

Vina tertawa karena melihat itu. "Iya deh iya, gimana Kak Kevin aja. Aku mah ngikut dah."

Setelah itu, Kevin mengantar Vina pulang ke rumah. Karena langit mulai terlihat gelap. Maka dari itu, sebelum hujan ia segera mengantar adik kelas kesayangannya itu.

•••

Satu hari sebelum acara Promnight mulai, Kevin mengajak Vina untuk membeli segala kebutuhan, seperti gaun, high heels, aksesoris dan segala macam.

Hingga saat hari H, tepat pukul dua siang Kevin menjemput Vina. Vina yang merasa santai-santai saja, merasa terkejut akan kehadiran Kevin yang jam segini sudah menjemputnya. Untuk apa?

"Kak Kevin kok udah jemput gue? Acaranya jam empat sore, 'kan?"

"Iya, gue sengaja jemput lo sekarang."

"Mau ngapain?"

"Sekarang, lo ke kamar. Ganti baju, bawa gaun, high heels, dan yang lainnya. Gue tunggu di sini."

Vina memasang wajah kebingungan. Namun, ia turuti perkataan Kevin barusan. Dalam waktu secepat kilat ia sudah berada di hadapan Kevin dengan barang bawaan yang bisa terbilang cukup banyak.

"Let's go!"

Kevin mengambil alih barang bawaan yang dipegang Vina. Lalu, mereka segera masuk ke dalam mobil Kevin.

Vina tambah dibuat bingung ketika mobil Kevin berhenti di sebuah salon yang cukup mewah.

"Ayo, turun." Kevin membawa barang bawaan Vina. Ia juga membawa barang bawaannya yang sejak dari rumah ia taruh di mobil.

Vina menurut saja dengan Kevin. Teringat kata Kevin, ia harus mengikuti apa yang Kevin ucapkan. Tanpa harus mengeluarkan uang sedikitpun.

"Mbak, tolong di make up ya. Secantik mungkin. Kalo bisa cantiknya nambah dari yang sekarang." Ucap Kevin kepada mbak-mbak salon.

Vina melihat wajah mbak tadi yang tersenyum ke arahnya. Ia disuruh duduk di sebuah kursi menghadap cermin.

Sedangkan, Kevin menunggu di tempat duduk sambil bermain ponsel.

Setengah jam berlalu, kini jam sudah menunjukkan pukul tiga sore. Wajah Vina yang tadinya natural, sekarang sudah semakin cantik.

"Kak Kevin,"

Kevin mendongak. Ia terpukau, terpana, dan pangling melihat wajah Vina.

"Ganti baju. Gue juga mau ganti."

DIFFERENTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang