27. LDK

250 29 1
                                    

Hari yang ditunggu-tunggu akhirnya datang. Vina sudah siap dengan semua perlengkapan yang harus dibawa. Para peserta lainnya juga sudah siap. Mereka sudah berkumpul di ruang tari. Entah sedang menunggu apa mereka juga tak tahu dan mengerti. Hanya kelas 12 yang tahu selaku panitia.

Guru-guru juga banyak yang ikut ke sana. Bukan hanya untuk mendampingi atau sekedar mengawasi melainkan untuk memberikan materi untuk peserta LDK.

"Kalian, udah siap semua 'kan? Gak ada yang ketinggalan 'kan?" Tanya Kevin.

"Udah semua, Kak. Gak ada yang ketinggalan kok."

"Siap, Kak."

"Ayo, berangkat aja dah Kak."

"Oke, kalo udah siap semua. Kita ke lapangan basket ya. Udah mulai siang juga nih."

Jam sudah menunjukkan pukul setengah sepuluh. Katanya berangkatnya jam sepuluh? Tapi untuk apa mereka dibawa ke lapangan basket? Hayoloh...

"Semuanya berdiri yok, bawa barang bawaannya masing-masing jangan sampe ada yang ketinggalan ya. Kakak pj nya awasin adek-adeknya ya."

Semua sudah berdiri. Bian yang mengatur jalannya acara.

"Dimulai dari gugus merah yuk ikutin kakak pj nya ya." Ucap Bian.

Setelah dirasa semuanya sudah ke lapangan basket. Kakak panitianya pun ikut ke sana.

"Udah semua, Vin."

"Aman ya? Lo duluan aja ke sana. Gue mau tutup pintu dulu."

"Sip."

Kevin menutup pintu ruang tari. Setelahnya ia berjalan menuju lapangan basket. Sesampainya di sana, terlihat para peserta kepanasan sambil duduk. Banyak yang mengeluh dan berkoar-koar.

"Ternyata kita dibawa ke sini buat dijemur, gengs."

"Katanya solid, kok masih ada yang di tempat adem sih."

"Solid dong solid."

"Satu panas semua panas dong."

"Ayo turun woy semuanya harus kepanasan."

Andi menyuruh anak cowoknya untuk turun ke bawah karena mereka duduk di tribun. Rasa kesal melanda di dalam benak semua peserta yang kepanasan. Rasanya tak adil, masa peserta saja yang kepanasan sementara panitia berdiskusi di tempat yang sejuk? Aneh memang. Semesta tidak berlaku adil kepada mereka.

"Ayo semuanya berdiri. Bawa tasnya, terus baris yang rapi ya." Teriak Kak Via.

Semua yang duduk, berdiri. Mengikuti interupsi yang diberikan oleh kakak panitia.

Segini masih di sekolah belum di tempatnya, gimana nanti di sana ya, ya ampun kudu sabar. Batin Vina.

Tiba-tiba ada mobil yang mau parkir di sana. Otomatis mereka semua minggir.

"Kepinggir dulu ya, ada mobil mau parkir nih."

"Heu, hewir amat sih."

"Ribet deh ah."

"Tahan, Na tahan..."

Setelah mobilnya lewat, mereka baris lagi.

"Vin, mobilnya udah ada belum?" Tanya Bian kepada Kevin sambil melihat jam tangan.

"Udah, Yan. Suruh anak-anak ke mobil aja. Kita berangkat sekarang. Udah jam sepuluh kurang juga."

Bian mengangguk. Lalu berjalan ke dekat peserta yang sedang baris.

"Adek-adek, sekarang kita berangkat ya. Ayo dimulai gugus pink. Kakak pj nya dampingin terus ya anak gugusnya."

Akhirnya penantian tiba. Ini yang ditunggu-tunggu mereka semua.

DIFFERENTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang