25. Main

246 32 1
                                    

Suasana perpustakaan begitu hening. Udaranya pun sangat sejuk karena menggunakan pendingin ruangan. Di sana hanya ada dua penjaga perpustakaan.

Vina sedang asyik membaca novel. Ia duduk di salah satu kursi yang di depannya ada sebuah meja. Telinganya ia sumpal dengan earphone. Sudah biasa, mendengarkan lagu menggunakan earphone sambil membaca novel. Nikmat yang sangat sempurna.

"Vina." Panggil Kevin yang baru saja datang, ia duduk di sebelah Vina.

Vina tidak menyahut panggilan Kevin barusan. Kevin tersenyum ketika melihat Vina sedang memakai earphone. Ia mencoba menjahili adik kelasnya itu dengan cara mencabut salah satu earphone yang terpasang di telinga Vina.

Lantas, Vina menoleh ke arah Kevin.

"Kak Kevin?"

Awalnya, Vina ingin mengamuk ketika ada seseorang yang asal cabut earphone-nya begitu saja. Namun, ia urungkan karena orang itu Kevin.

"Asyik banget ya denger lagu sambil baca novel? Sampe gue panggil aja gak nyahut." Kevin terkekeh.

Vina tersenyum malu. "Ada apa, Kak?"

"Gue mau ngajak lo ke suatu tempat."

"Ke mana?" Vina mengangkat satu alisnya.

"Rahasia dong. Nanti juga lo tau." Kevin tersenyum. "Lo sendiri? Biasanya bertiga."

Vina mengangguk. "Temen-temen gue mana mau ke perpus kayak gini."

"Gue ganggu lo ya? Ya udah deh kalo gitu gue ke kelas dulu. Lo lanjut aja bacanya." Kevin hendak bangkit namun tangannya ditahan oleh Vina.

"Di sini aja gak pa-pa kok. Tapi, gue lanjut baca."

Kevin kembali duduk lalu memutar bola matanya. "Gue dianggurin dong, hm."

Vina tertawa. "Lo liatin gue aja sampe puas."

"Nanti disangka bucin sama penjaga perpus."

"Bentar lagi masuk. Lo udah istirahat?"

"Udah kok. Lo sendiri?"

"Udah kenyang makan tadi istirahat pertama."

"Kenyang makan apa kenyang baca buku?"

Vina tertawa lagi. Kevin suka melihat Vina tertawa lepas seperti ini.

"Ya udah. Bolos aja di sini." Ucap Kevin membuat Vina terlonjak kaget.

Vina mencabut kedua earphone-nya lalu ia masukkan ponsel beserta earphone ke dalam kantung rok abunya. Ia menutup novelnya lalu segera ia taruh di rak buku.

Vina menarik tangan Kevin untuk segera keluar dari perpustakaan.

"Apa sih, Na?"

"Gue gak mau bolos bareng lo. Nanti disangka gue bawa pengaruh buruk buat lo. Kak Kevin 'kan di sini masih ketos. Ke-tos. Ketua OSIS. Catat."

Kevin tertawa. "Santai kali, Na. Bentar lagi juga gue lengser."

Bibir Vina mengerucut. "Cepet ke kelas!"

Kevin dan Vina menaiki anak tangga satu per satu. Ketika sampai di kelas Kevin, Vina menyuruh Kevin untuk masuk. Dan Vina lanjut menaiki tangga menuju kelasnya yang berada di lantai tiga.

"Jangan lupa balik sekolah gue tunggu di kantin!" Teriak Kevin mengingatkan Vina.

Diam-diam Vina tersenyum mendengar perkataan Kevin tadi.

•••

Bel pulang sekolah berbunyi. Vina sangat semangat agar cepat-cepat bertemu dengan Kevin. Ketika guru yang mengajar berjalan keluar kelas setelah diucapkan salam oleh anak kelas 10 PH 2, Vina bergegas turun dari lantai tiga menuju kantin sekolah.

DIFFERENTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang