"Stop! Sampai kapan sih lo ngejar-ngejar gue terus ha!?" Bentak Darren pada Keysha.
"Sampek gue dapetin ati lu," Ucap Keysha.
"Lo tau gak! Dengan sikap lo yang kayak gini! Semakin nunjukin kalo lo itu MURAHAN!" Ucap Darren dengan penuh penekanan di kata 'Murahan'.
Degh!
Keysha hanya terdiam mematung mendengar perkataan Darren yang amat sangat menusuk ke ulu hatinya.
"Kenapa lo diem?! Udah nyadar? Kalo lo itu MURAHAN!? Bagus deh kalau lo itu udah nyadar. Kalau udah nyadar, Stop ngejar-ngej-" Ucap Darren terpotong.
"APA SALAHNYA SIH? KALAU GUE MENCOBA BERJUANG UNTUK DAPETIN LO?? APA SALAHNYA?" Ucap Keysha.
"LO SALAH BESAR UDAH NAROH PERASAAN KE GUA. KARNA SAMPAI KAPANPUN, GUA GABAKAL BISA SAYANG ATAUPUN CINTA KE ELO! DAN KALAU LO MASIH NGEJAR-NGEJAR GUA, ITU CUMA BUANG-BUANG WAKTU LO AJA!" Ucap Darren asal nyeplos.
"Gue tuh seburuk apa sih dimata lo? Sampek-sampek lo nggak mau buka hati lo sedikitpun ke gua? Seburuk apa sih gua ini?" Lanjut Keysha yang dengan susah payah menahan air matanya agar tidak tumpah di hadapan Darren.
Darren yang mendengar perkataan Keysha itupun langsung diam seribu bahasa. Ia baru menyadari bahwa perkataanya pada Keysha tadi sudah kelewat batas dan membuat sakit hati Keysha.
"Oke Ren! Kalau yang lo mau gue berhenti untuk ngejar-ngejar lo, oke! Gue berhenti untuk ngejar-ngejar elo! Gue berhenti untuk ganggu kehidupan lo! Gue berhenti! Lo sekarang bebas! Gua gamau lo jadi benci ke gua! Dan asal lo tau aja, gua gak akan pernah bisa berhenti untuk mencintai dan menyayangi lo!" Ucap Keysha yang tanpa disadari air matanya jatuh dan membasahi pipinya.
Keysha pun langsung berlari menuju kamarnya sendiri, menutup pintu kamarnya dengan kasar. Meninggalkan Darren yang masih berdiri mematung di kamar Daniel.
Marah, sedih, kecewa, putus asa, itulah yang sekarang dirasakan Keysha yang sekarang sedang tengkurap di kasurnya, menangis dan menenggelamkan wajahnya dalam bantal.
Di sisi lain, Darren yang mematung di kamar Daniel pun akhirnya memilih turun ke ruang tengah menemui Daniel, Arghya dan Brian untuk menyerahkan HP dan Stik PS Daniel, dan kemudia langsung pulang.
Setelah sampai di rumah, Darren pun juga segera masuk kamarnya. Mengusap rambutnya kasar, menyesali apa yang telah di ucapkan tadi. Tapi apalah daya, nasi sudah menjadi bubur. Hal yang telah terjadi ya sudah terjadi, tidak dapat di perbaiki lagi.
Jam di dinding menunjukan pukul 21.00 WIB. Darren menghidupkan ponselnya, berniat untuk menelfon Keysha dan meminta maaf padanya. Namun, niat itu diurungkan oleh Darren, rasa gengsinya lebih besar daripada rasa bersalahnya. Merasa frustasi, Darren melemparkan ponselnya ke sembarang arah dan langsung menjatuhkan badannya ke kasur king size miliknya dan memejamkan matanya sejenak.
Di sisi lain, Keysha masih berada di posisinya yang tengkurap di kasur king size miliknya, menangis dan menenggelamkan wajahnya dalam bantal. Sudah sekitar 2 jam Keysha tidak ada niatan untuk beranjak dari posisinya ataupun memejamkan matanya.
Setelah Arghya dan Brian pulang, Daniel yang merasa adeknya tidak kunjung keluar dari kamarnya pun mulai khawatir, apalagi Keysha sejak pulang sekolah belum makan sama sekali. Ia pun langsung menuju ke kamar Keysha dengan membawa sepiring nasi dan segelas susu.
"Andai gua punya kakak kek gini" -Author
Daniel pun membuka pintu kamar Keysha yang tidak terkunci. Ia mendapati Keysha yang sedang tidur tengkurap. Daniel yang niatnya mau membangunkan Keysha pun tidak tega, karena ia tau, adeknya pasti sangat lelah hari ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Ice Boy Is My Boyfriend
Teen Fiction[On Going] Sebagian Chapter Di Private! Follow dulu agar bisa baca ya :) 15++++ ❝Enak ya jadi lo! Gue perjuangin mulu. lah gue? gapernah lo perjuangin,❞ -Keysha Khalisa Albert ❝Yaudah, kita berjuang bareng deh, gue merjuangin lo! Lo merjuangin gue...