"Tapi kalau akhirnya kek gini, gue malah sakit hati banget," ucapnya.
Tepat saat itu juga, Darren berlalu menggunakan motor sport kesayangannya dengan Maya yang diboncengnya di jok belakangnya sekaligus memeluknya dengan erat dari belakang punggungnya. Mata Keysha tak lepas mengamati dua orang yang sangat berarti di hidupnya ini. Darren pun memberhentikan motornya di sebuah parkiran taman, dan kemudian berjalan masuk ke dalam taman yang biasa digunakan anak-anak muda jaman sekarang untuk berkencan.
Ia pun mencoba untuk percaya pada Darren dan juga Maya. Ia tidak akan percaya dengan orang lain selain dia mengetahui dengan mata kepalanya sendiri bagaimana kelakuan pacarnya. Dengan tiba-tiba ia membuka pintu mobilnya dan langsung lari menuju ke Darren dan Maya. Setelah berlari-lari kesana dan kemari, akhirnya Keysha menemukan Darren dan Maya yang sedang duduk di sebuah kursi panjang di tengah taman, dengan Maya yang menyender di dada bidang Darren dan juga Darren yang tampak tenang mengelus-elus kepala Maya.
Hatinya hancur, pikirannya buyar. Air matanya kembali menetes, namun kali ini lebih deras. Ingin sekali ia datang melabrak dua orang itu sekarang juga, namun kakinya mendadak menjadi lemas. Suara isakan tangis Keysha yang menjadi-jadi ketika Keysha kembali melihat Maya dan Darren yang berperilaku layaknya orang pacaran, bercanda gurau sambil Darren sesekali mengacak pelan rambut Maya. Suara isakan itupun membuat Darren menengok ke arah Keysha. Namun, saat itu juga Reyhan datang dan langsung menarik Keysha ke dalam pelukannya. Sehingga membuat wajah Keysha tenggelam di dada bidang Reyhan.
Dibalik tubuh Reyhan, Keysha bersembunyi dari Darren. Reyhan pun membawa Keysha menjauh dari tempat itu dan akhirnya masuk kembali ke dalam mobil Reyhan. Sungguh Reyhan tidak tega sama sekali melihat Keysha menjadi seperti ini. Reyhan pun ikut masuk ke dalam mobilnya. Dan kemudian menancap gas nya pergi dari sana.
Di sepanjang perjalanan, hanya terdapat keheningan diantara mereka berdua. Yang terdengar hanya suara isakan tangis Keysha yang terdengar lirih di pendengarannya. Reyhan pun berfikiran untuk mengajak Keysha ke suatu tempat. Tempat yang jauh dari keramaian. Tempat dimana Reyhan sering kesana ketika sedang bersedih. Reyhan pun memutar stir mobilnya dan melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang. Keysha hanya tersender di kaca mobil sambil menatap kosong jalanan yang dilewati.
Tak butuh waktu lama, mereka telah sampai di tempat itu. Keysha yang sedari tadi melamun itupun baru menyadari jika mobil sudah berhenti ketika Reyhan keluar dari mobilnya itu. Keysha hanya menatap kepergian Reyhan.
Tok! Tok! Tok!
Reyhan mengetuk kaca mobil disamping Keysha dengan telunjuknya.
"Sini, turun," ucap Reyhan.
Namun, Keysha hanya menggeleng. Reyhan tidak menyerah begitu saja. Ia mengetuk lebih kencang kaca mobilnya. Keysha yang merasa terganggu itupun dengan segera keluar dari mobil Reyhan.
Mata Keysha terbelalak, kini ia telah sampai di sebuah bukit. Bukit yang jauh dari keramaian. Yang hanya disana hanya sepi dan pemandangan yang indah di setiap sudutnya. Semua penjuru kota dapat terlihat dari atas sana. Rasa-rasanya beban hidup Keysha tiba-tiba hilang begitu saja setelah melihat pemandangan yang baru saja ia lihat pertama kali ini.
Ia pun berganti memandang Reyhan yang kini sedang duduk di sebuah kursi panjang di bawah pepohonan rindang. Keysha pun ikut duduk di samping Reyhan.
"Gue tau Lo sakit," Ucap Reyhan.
"Gue lebih sakit kalau liat Lo sakit," lanjutnya.
"Pengen sakitnya ilang nggak?" Ucap Reyhan.
Keysha hanya menatap Reyhan dengan tatapan bingungnya.
"Teriak," Ucap Reyhan.
"Hah?" Keysha tambah kebingungan mendengar penuturan Reyhan.
"Iya Lo teriakkk, biar semua beban masalah Lo ilang bersamaan suara yang Lo keluarin," Ucap Reyhan.
"Gak ah, dikira orang gila nanti," Ucap Keysha.
"Lo nanti malah bisa gila kalau Lo nggak luapin amarah Lo dengan teriak," ucap Reyhan.
"Gini nih gue contohin, AAAAAAARRRHHHHH!!! KEYSHA TERIAK DONGGGG!!!!" Teriak Reyhan.
"GUE BENCI !!!! " teriak Keysha.
"Lo teriak atau apaan?"
"GUEEE BENCI DIA !!! "
"lagi yang kenceng, teriakin semua," ucap Reyhan.
"GUE BENCI INI ARGHHHHH!!!!"
"lagi key,"
"GUE BENCIIII SAMA LOOOO DARRENNN!!!! GUE BENCIIII!!!!!! BANGSATTTT!!!!! ANJENGG!!! " teriak Keysha.
Air matanya mengalir, namun tawa juga menghiasi wajahnya. Ia tertawa namun matanya meneteskan air mata.
"Udah jangan nangis dong," ucap Reyhan lalu menangkupkan kedua tangannya di wajah Keysha.
"Gue plong Rey, gue plong," Ucap Keysha.
"Beban masalah gue hilang seketika," Ucap Keysha.
"Janji sama gue? Lo ga akan nangis lagi?" Ucap Reyhan.
"Gue gabisa, gue terlalu rapuh buat nggak nangis lagi," ucap Keysha.
"Sekarang gini aja, Lo gausah janji ke gue kalau Lo ga akan nangis. Gue yang akan buat Lo bahagia setiap waktu," ucap Reyhan.
Tbc❤️
Sorry lama ga update,
Maaf lagi karena chapter ini pendek.
Next chapter janji bakalan panjang :)
Vote dan commentnya sebanyak-banyaknya yaa..
Biar aku semangat nulisnya.
Thanks for 135k pembacanya.
Selalu stay disini.
Selamat bertemu di next chapter.
Ilysm💕💘❤️💓
KAMU SEDANG MEMBACA
The Ice Boy Is My Boyfriend
Teen Fiction[On Going] Sebagian Chapter Di Private! Follow dulu agar bisa baca ya :) 15++++ ❝Enak ya jadi lo! Gue perjuangin mulu. lah gue? gapernah lo perjuangin,❞ -Keysha Khalisa Albert ❝Yaudah, kita berjuang bareng deh, gue merjuangin lo! Lo merjuangin gue...